Survei LSI: Muhammadiyah dan FPI Condong ke Prabowo, NU ke Jokowi

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Suasana saat Gladi Kotor jelang debat keemoat Calon Presiden di Hotel Shangri-La, Jakarta, Sabtu (30/3). Debat Capres akan dilangsungkan dalam enam segmen dengan waktu debat yang diperkirakan KPU berkisar 90 hingga 94 menit.
2/4/2019, 21.11 WIB

Survei terakhir yang digelar Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menunjukkan bahwa mayoritas pemilih yang dekat dengan Muhammadiyah, Front Pembela Islam (FPI), dan Persaudaraan Alumni (PA) 212 lebih memilih Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Sementara pemilih yang berasosiasi dengan Nahdlatul Ulama (NU) lebih condong ke Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

 

Survei tersebut dilakukan terhadap 1.200 responden, dengan teknik pengambilan sampel acak bertingkat atau multistage random sampling . Tingkat kesalahan alias margin of error survei ini kurang lebih 2,8 %. Survei dilakukan pada 18 hingga 26 Maret 2019 lalu.

 

(Baca: Jelang Pilpres, Survei LSI: Jokowi-Ma’ruf Unggul 20 % dari Prabowo)

Berdasarkan survei ini, rentang elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin di kelompok pemilih yang mengasosiasikan dekat dengan NU sebesar 62,4-68,8 %. Sedangkan tingkat keterpilihan Prabowo-Sandiaga unggul di segmen pemilih yang dekat dengan Muhammadiyah sebesar 51,3-57,7 %.

Pemilih yang mengasosiasikan diri dengan Persaudaraan Alumni 212 dan FPI pun mengunggulkan calon pasangan nomor urut 02. "Dukungan NU ke Jokowi-Ma'ruf, Muhammadiyah ke Prabowo-Sandiaga," kata Peneliti Senior LSI Ardian Sopa di Jakarta, Selasa (2/4).

Sedangkan responden muslim yang tidak merasa bagian organisasi masyarakat Islam lainnya cenderung memilih Jokowi-Ma’ruf. Alhasil, elektabilitas pasangan nomor urut 01 ini sebesar 54,3-60,7 %.

 

Namun, ada juga responden muslim yang tidak yakin bahwa dirinya menjadi bagian organisasi masyarakat Islam. Nah, elektabilitas Prabowo-Sandiaga di kelompok pemilih ini sebesar 48-54,4 %.

(Baca: Cegah Golput, Pengusaha Pendukung Jokowi Gelar Pesta Diskon)

Meski begitu, secara keseluruhan elektabilitas Jokowi-Ma’ruf sebesar 55-61,4 % di kelompok pemilih muslim. Secara rinci, 49,4 % pemilih NU dan 39,5 % yang tidak terikat dengan organisasi masyarakat memilih Jokowi-Ma’ruf. "Kenapa dukungan Muhammadiyah tidak bisa menyalip, karena basis NU besar," kata Ardian.

 

Selain pemilih Islam, Jokowi-Ma’ruf unggul di kelompok non-muslim. Elektabilitas Jokowi-Ma’ruf di kelompok pemilih non-muslim sebesar 74,5-80,9%. Adapun basis pemilih muslim mencapai 90,8 % dan non muslim 9,2 %.

(Baca: Dua Penyebab Elektabilitas Jokowi-Maruf Turun Jelang Pilpres)