Ia menyebutkan pada 2015 Blok Mahakam sudah diserahkan 100 persen ke Pertamina, pada 2018 Blok Rokan yang tadinya dikelola Chevron sudah 100 persen dikelola Pertamina, terakhir pada Desember 2018, Freeport sudah mayoritas 51,2 persen dikelola oleh BUMN PT Inalum.
"Tapi informasinya malah dibalik-balik seperti itu, dipikir mudah mengambil Blok Mahakam? Blok Rokan? Freeport? Kalau mudah, sudah sejak dulu diambil alih, dipikir tidak ada intrik-intrik politik nasional internasional yang mencoba menakut-nakuti saya," jelas Jokowi.
Padahal dalam pengambilalihan tersebut ada risiko-risiko yang harus ditanggung Jokowi. "Tidak mudah mengambil alih barang-barang seperti itu, menteri-menteri kita juga bolak-balik dengan kondisi seperti ini, terus, saya sampaikan ke para menteri terus saja kerjakan, risiko politik ada di saya," ungkap Jokowi.
(Baca: Kubu Jokowi dan Prabowo Saling Kecam Video Hoaks Pelajaran Agama)
Jokowi juga sempat berdialog dengan salah satu relawan bernama Indri. "Kami melakukan konfirmasi 'door to door', klarifikasi," kata Indri.
"Ya, tidak usah menjelek-jelekkan yang sebelah tapi jangan sampai kita difitnah, dijelek-jelekkan, tidak boleh. Kita harus lawan, kalau kita digitu-gituan harus dilawan, dipikir kita takut, takut gak?" tegas Jokowi.
"Tidak," jawab massa pendukungnya.