Skema Waralaba Jadi Favorit Usaha Kuliner Kebab

Go-Jek
Go-Food Festival di Cirebon, Rabu (11/4).
Penulis: Dini Hariyanti
28/1/2019, 23.00 WIB

Levita mengatakan, ketika memulai maupun selama mempertahankan bisnis harus mencermati tren yang berkembang. "Lihat apa yang sedang digemari masyarakat dan coba sediakan semua yg dibutuhkan masyarakat," ujarnya.

Melihat respon positif terhadap usaha kuliner kebab sebelumnya, Hefni Tri Sriyantono ikut bermain mengusung Zahfy Kebab sejak 2009. Setahun kemudian, merek ini mulai menerapkan sistem kemitraan pula. Zahfy Kebab tak hanya menyajikan kebab tetapi juga roti maryam lantas merambah menu nasi goreng dan mi goreng kebab.

Setiap pemilik jaringan waralaba memiliki perhitungan investasi berbeda meskipun produk yang dijual sama, seperti halnya tiga jenama kebab tersebut. (Baca juga: Jadi Tren Kuliner, Salted Egg Dibanderol Mulai Rp 20.000 Per Porsi

Kebab Turki Baba Rafi menawarkan paket kemitraan mulai dari Rp 75 juta sampai dengan Rp 300 juta terdiri dari lima tipe gerai. Nilai investasi termahal, di atas Rp 100 juta, khusus untuk outlet premium, kontainer, dan kafe.

Berbeda lagi dengan Kebab Kings yang menawarkan investasi awal mulai dari Rp 50 juta dan termahal sekitar Rp 110 juta. Jaringan waralaba ini juga punya lima tipe gerai, yaitu gerobak, booth, motor, kios delapan meter persegi, serta kios 24 jam seluas sepuluh meter persegi.

Sementara itu, nilai investasi untuk bermitra dengan Zahfy Kebab relatif lebih terjangkau. Gerai tipe gerobak cukup merogoh Rp 22,5 juta sedangkan yang termahal berupa kios foodcourt senilai Rp 65 juta. (Baca juga: Layanan Reservasi Eatigo Incar Restoran Populer Jadi Mitra

Levita mengingatkan agar para pemilik jaringan waralaba terus berinovasi meskipun publik terbilang sudah familiar dengan produk mereka. "Bisnis yang sudah berjalan lama perlu pembaruan, mulai dari desain, konsep, produk, sampai pemasaran," ucap dia.

Industri makanan dan minuman sejauh ini menjadi andalan sektor ekonomi kreatif nasional. Pada 2016, subsektor kuliner berkontribusi sebesar 41,40 persen terhadap produk domestik bruti (PDB) ekonomi kreatif setara Rp 381,99 miliar.

Halaman: