Pertarungan Jokowi-Prabowo di Jawa Barat Bakal Panas

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Dua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Jokowi dan Ma\'ruf Amin serta Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno saat mengikuti rapat Pengundian dan Penetapan Nomor Urut Capres dan Cawapres Pemilu 2019 di Kantor KPU, Jakarta, Jumat (21/9/2018). \
Penulis: Dimas Jarot Bayu
6/11/2018, 21.41 WIB

Hasil survei Indopolling Network menunjukkan banyak masyarakat di Jawa Barat yang belum menentukan pilihannya alias undecided voters untuk pemilihan presiden tahun depan (Pilpres 2019). Eefeknya, elektabilitas pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin melawan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno bakal bersaing ketat di Tanah Pasundan.

Tingkat keterpilihan Jokowi-Ma'ruf dalam simulasi tertutup mencapai 28,8 persen, sementara Prabowo-Sandiaga memperoleh suara sebesar 23,7 persen. Sementara 29,8 persen responden masih merahasiakan pilihannya.

(Baca juga: Kerap Kalah di Survei, Timses Prabowo-Sandiaga Kerja Lebih Keras).

Adapun 17,8 persen responden lainnya menyatakan belum memutuskan pilihan. “Potensi pemilih yang merahasiakan dan belum menentukan pilihan masih sangat besar hingga mencapai 47,6 persen,” kata Direktur Indopolling Wempy Hadir di Jakarta, Selasa (6/11).

Menurut Wempy, Jokowi-Ma'ruf unggul di zona Jawa Barat bagian utara dan timur. Di bagian utara, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf mencapai 35,4 persen dan Prabowo-Sandiaga memperoleh suara 16,4 persen. Sebanyak 30 persen responden belum memutuskan dan 18,2 persen mengaku tidak tahu.

Di Jawa Barat bagian timur, Jokowi-Ma'ruf memperoleh suara 36,3 persen. Elektabilitas Prabowo-Sandiaga di wilayah tersebut 18,9 persen. Sebanyak 26,8 persen responden belum memutuskan dan 17,9 persen lainnya tidak tahu.

Sementara itu, Prabowo-Sandiaga unggul di zona Jawa Barat bagian barat dan selatan. Di bagian barat, Prabowo-Sandiaga memperoleh suara sebesar 29 persen, sementara elektabilitas Jokowi-Ma'ruf sebesar 26 persen. Sebanyak 26,7 persen responden belum memutuskan dan 18,3 persen mengaku tidak tahu.

Jokowi dan Prabowo (ANTARA FOTO/Kumparan/INASGOC/Aditia Noviansyah)


Di bagian selatan, tingkat keterpilihan Prabowo-Sandiaga hingga 32,4 persen dan Jokowi-Ma'ruf 22,9 persen. Sebanyak 30,6 persen responden belum memutuskan dan 14,1 persen lainnya tidak tahu. (Baca juga: Persaingan Ketat Jokowi-Prabowo Berburu Suara di Pondok Pesantren)

Pertarungan paling sengit kemungkinan di zona Jawa Barat bagian tengah. Di sini, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandiaga imbang. Keduanya sama-sama memperoleh suara 23,1 persen. Sementara jumlah pemilih yang belum memutuskan cukup besar, yakni 35 persen. Ada pun 18,8 persen lainnya mengaku tidak tahu.

Wempy menjelaskan, masyarakat masih banyak yang merahasiakan dan belum menentukan pilihannya karena visi-misi para kandidat belum tersosialisasi dengan baik. Sebab, visi-misi menjadi pertimbangan utama masyarakat dalam memilih kandidat. “Mereka masih menunggu,” kata Wempy.

Pengamat politik dari Universitas Indonesia Ade Reza Haryadi mengatakan banyak pemilih di Jawa Barat yang diprediksi menentukan pilihannya begitu menjelang hari pemungutan suara. Karenanya, sulit menentukan pemenang Pilpres 2019 di Jawa Barat.

Kondisi ini memerlukan kerja ekstra dari kubu Jokowi-Ma'ruf. Pasalnya, Jawa Barat merupakan salah satu lumbung suara bagi Prabowo ketika Pilpres 2014 lalu. “Jawa Barat jadi satu perhatian khusus bagi PDIP dan inkumben untuk bersaing dengan penantangnya,” kata Ade.

Sementara peneliti politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Hermawan Sulistyo menilai salah satu cara untuk dapat mendongkrak elektabilitas kandidat di Jawa Barat dengan mengangkat isu afinitas atau sentimen. Isu ini lebih disenangi masyarakat Jawa Barat ketimbang paparan mengenai visi-misi dari para kandidat.

Menurut Hermawan, bisa saja masyarakat terkesima terhadap berbagai visi-misi yang ditawarkan kandidat selama Pilpres 2019. “Tapi begitu ada isu afinitas, semua kekaguman terhadap program dan visi-misi itu bisa luntur,” kata Hermawan.

Ketua DPP PDIP Bambang DH mengakui jika besarnya pemilih yang belum menentukan merupakan potensi cukup besar. Karenanya, PDIP akan mengerahkan mesin partai di Jawa Barat lebih maksimal. (Baca pula: Gerilya Politik Sandiaga Uno dan Strategi Kampanye Prabowo).

Di kubu seberang,  Ketua DPP Gerindra Agnes Marcellina pun optimis jika elektabilitas Prabowo-Sandiaga dapat bertambah. Sebab, Jawa Barat merupakan lumbung suara Gerindra pada 2014 lalu.