Siapkan Dana Abadi Pendidikan, Jokowi: Jangan Asal Biayai Pelajar

ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman
Presiden Joko Widodo (kanan) berdialog dengan santri Ponpes Annawawi Nahrudin (kiri) saat menghadiri acara Haul ke-124 Syekh Nawawi di Tanara, Serang, Banten, Jumat (21/7).
28/12/2017, 12.37 WIB

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar beasiswa Pemerintah tidak digunakan asal-asalan membiayai mahasiswa di luar negeri. Dia pun memerintahkan agar format dana pendidikan nasional diubah.

Dalam rapat terbatas (ratas) mengenai dana abadi pendidikan, Jokowi meminta jajaran kabinetnya memetakan dengan baik sektor apa yang dianggap tertinggal di Indonesia, agar bisa dimajukan. Dengan pemetaan ini, program studi dan dana pendidikan difokuskan untuk sektor-sektor tersebut.

"Jangan asal mengirim ke luar negeri saja," kata Jokowi tentang Tindak Lanjut dari Program Dana Abadi Pendidikan, di Istana Kepresidenan Bogor, Rabu (27/12) malam. (Baca: Jokowi Minta Pelayanan Pendidikan Dirombak Besar-Besaran)

Presiden ingin agar beasiswa yang diberikan negara tidak hanya ditujukan untuk membiayai pelajar ke satu negara tertentu. Perlu dipelajari terlebih dahulu apa saja keunggulan tiap negara tujuan, kemudian diselaraskan dengan hasil pemetaan sektor-sektor yang dibutuhkan.

"Dari segi tempat belajar, jangan monoton," ujar dia. Selama ini negara tujuan beasiswa masih didominasi oleh Eropa, seperti Inggris dan Belanda, serta Australia, Jepang dan Amerika. Presiden ingin melakukan diversifikasi termasuk ke negara-negara yang selama ini belum secara tradisional menjadi tempat belajar.

Jokowi juga meminta dana abadi pendidikan dipergunakan untuk penelitian terkait bidang energi, pangan, digital ekonomi hingga riset. Riset yang dilakukan pun harus bisa diaplikasikan dan memberikan manfaat bagi negara, tidak hanya sekadar laporan yang menumpuk di perpustakaan.

(Baca: E-Commerce Masuk Daftar Lima Bidang Vokasi yang Difokuskan Pemerintah)

Terakhir, Jokowi juga meminta dana abadi pendidikan dapat menyentuh tenaga kerja lokal yang mayoritas lulusan Sekolah Dasar serta Sekolah Menengah Pertama (SMP). Menurutnya, beasiswa yang diberikan dapat berbentuk beasiswa vokasi untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian sumber daya manusia Indonesia.

Pemerintah berencana mengubah LPDP (Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan) menjadi Dana Abadi Pendidikan. Jokowi telah memerintahkan Menteri Keuangan Sri Mulyani menyiapkan rancangan yang lebih matang terkait fokus arahan, bidang studi yang akan disasar, kriteria penerima, kampus tujuan, dan lain-lain. 

“Termasuk berapa anggarannya yang nanti akan diakumulasi dalam dana abadi, bagaimana pengelolaannya, kemudian bagaimana untuk tata kelolanya, struktur organisasinya, dan kemudian policy-policy mengenai pengiriman untuk beasiswa maupun yang untuk bidang riset,” kata Sri. Rancangan ini harus dipresentasikan kepada Jokowi dalam dua pekan ke depan.

Sri mengatakan saat ini sudah ada pemikiran mengenai berapa jumlah yang akan dikelola sebagai dana abadi dengan suatu policy khusus, penganggarannya perlu dibuat lebih jelas lagi. (Baca juga: Indonesia Bisa Jadi Negara Ekonomi Terbesar ke-4 Dunia pada 2050)