Tertekan Pandemi & Harga Minyak Anjlok, Elnusa Ubah Rencana Kerja 2020

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi PT Elnusa Tbk di acara IPA Convention and Exhibition (Convex) 2019 di JCC, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (4/9/2019).
30/4/2020, 18.29 WIB

(Baca: Kejatuhan Harga Minyak Berisiko Hantam Ekonomi Negara Raja-raja Minyak)

Khusus terkait sharing the pain, perusahaan meminta penyesuaian harga barang atau jasa kepada mitra. Hal ini bertujuan kedua pihak bisa bertahan melewati kondisi pandemi.

Bukan hanya Elnusa. Sepengetahuan Wahyu, beberapa perusahaan jasa penunjang hulu migas di dunia menyesuaikan target tahun ini. Pelaku usaha di industri ini juga mengurangi belanja modal (capital expenditure/capex) hingga opsi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karyawan.

"Namun, karena Elnusa memiliki lini bisnis yang lengkap atau portofolionya beragam. Kami yakin, di tengah kondisi pelik ini akan tetap positif," kata Wahyu.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Asosiasi Perusahaan Migas Nasional (Aspermigas) Moshe Rizal Husin mengatakan, PHK di industri penunjang hulu migas tak terhindarkan. Sebab, kondisi saat ini berbeda dengan krisis keuangan 2008-2009, meskipun harga minyak saat itu anjlok.

Saat itu, industri migas masih bisa mengalihkan bisnisnya ke sektor yang tak terdampak krisis selama medio 2009 hingga 2014. Salah satunya ke jasa konstruksi.

Kini, virus corona berdampak ke banyak sektor. Hal ini menyulitkan perusaaan untuk beralih. (Baca: Harga Minyak Anjlok, PHK di Industri Penunjang Migas Sulit Dihindari)

Karena itu, menurutnya efisiensi termasuk pemotongan gaji, merumahkan karyawan kontrak hingga PHK sulit dihindari oleh beberapa perusahaan di industri ini. "Saat ini situasi semakin sulit karena adanya Covid-19,” kata Moshe, beberapa waktu lalu (8/4).

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan