Pertamina Hulu Mahakam bakal memangkas penggunaan jumlah rig dan rencana kegiatan pengeboran sumur di Blok Mahakam tahun ini. Hal ini sebagai upaya perusahaan untuk bertahan di tengah anjloknya harga minyak mentah dunia.
General Manager Pertamina Hulu Mahakam John Anis menjelaskan bahwa selain anjloknya harga minyak, perusahaan juga kesulitan mencari pembeli. Padahal kinerja dari produksi Blok Mahakam pada kuartal pertama tahun ini sedang dalam kondisi yang sangat baik.
"Saat ini saja meskipun produksi kita sedang bagus-bagusnya hingga kuartal I, tapi karena ada high inventory di Bontang (resiko Top Tank alias tanki penuh), maka produksi kita diminta untuk mulai diturunkan," kata John kepada Katadata.co.id, Selasa (12/5).
(Baca: Ada Pandemi Corona, Pertamina Takut Produksi Blok Mahakam Tak Terserap)
Oleh karena itu, guna mengurangi biaya investasi yang kurang ekonomis, maka tahun ini pihaknya akan mengurangi jumlah rig pengeboran yang awalnya empat menjadi dua serta jumlah pengeboran sumur pengembangan yang awalnya 117 menjadi 85. "Mulai pertengahan tahun ini," kata dia.
Meski demikian, untuk dua sumur ekplorasi yang rencananya akan dibor tahun ini masih akan sesuai jadwal. Pasalnya, hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menahan laju penurunan produksi secara alamiah (decline rate).
Berdasarkan catatan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), realisasi lifting minyak Pertamina Hulu Mahakam pada kuartal I 2020 mencapai 31.046 barrel of oil per day (BOPD) atau 103,1% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
(Baca: Meski Ada Pandemi, Lifting Migas Blok Mahakam Kuartal I Lampaui Target)
Sementara, realisasi lifting gas tercatat sebesar 658 million standard cubic feet per day (MMSCFD) atau 100,3% dari target APBN 2020 yang sebesar 608 MMSCFD.
Meksipun, mencatatkan kinerja positif, namun target lifting migas Blok Mahakam pada kuartal pertama tahun ini lebih rendah dibandingkan target dalam APBN 2019.
Adapun, pada September tahun lalu, capaian lifting minyak Pertamina Hulu Mahakam hanya 72,3% dari target 50.400 BOPD atau sebesar 36.415 BOPD. Sedangkan lifting gas hanya mencapai 650 MMSCFD atau 59,1% dari target sebesar 1.100 MMSCFD.
(Baca: Kekhawatiran Gelombang Kedua Covid-19 Sebabkan Harga Minyak Jatuh Lagi)
Adapun rendahnya harga minyak bahkan sempat mencapai level negatif alias produsen bersedia membayar pembeli untuk mengurangi simpanan minyak miliknya. Harga minyak berjenis West Texas Intermediate sempat minus US$ 37,63/barel, sekaligus menjadi yang terendah sepanjang sejarah pada Senin 20 April 2020.
Pergerakan harga minyak sepanjang tahun ini hingga Selasa (21/4) dapat dilihat pada databoks berikut ini.