Harga Minyak Rendah, SKK Migas Kaji Ulang Jadwal Produksi Blok Masela

Arief Kamaludin | Katadata
Ilustrasi, logo Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi. SKK Migas bersama Inpex Corporation mengkaji ulang jadwal produksi Blok Masela karena harga minyak yang rendah.
3/7/2020, 15.50 WIB

Pemerintah menargetkan proyek Blok Masela bisa berproduksi pada 2026. Namun, target tersebut terancam mundur karena harga minyak dan LNG anjlok imbas pandemi corona. 

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas menyebut harga minyak dunia masih berada di level US$ 40 per barel. Hal itu berimbas pada jadwal penyelesaian proyek Blok Masela.

Pasalnya, Inpex Corporation selaku operator Blok Masela menghitung tingkat keekonomian proyek berdasarkan harga minyak US$ 60 per barel. Oleh karena itu, SKK Migas dan Inpex mengkaji kembali jadwal produksi blok tersebut.

"Kami bersama Inpex terus review dan evaluasi mengikuti perkembangan terkini," ujar Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno kepada Katadata.co.id, Jumat (3/7).

Meski demikian, Julius mengatakan, Inpex tetap berkomitmen mengembangkan proyek Blok Masela. Beberapa kegiatan pun masih terus berjalan di tengah pandemi corona.

"Beberapa pekerjaan seperti pengurusan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan atau AMDAL, land acquisition, dan survey masih berjalan," kata Julius.

(Baca: SKK Migas: Inpex Takut Lanjutkan Proyek Masela karena Harga LNG Jatuh)

Di sisi lain, pihaknya bersama Inpex terus berusaha mencari pembeli gas potensial Blok Masela. Itu lantaran banyak calon pembeli yang tak langsung sepakat menyerap gas dari blok tersebut karena harga komoditas anjlok.

Sebelumnya, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan kejatuhan harga komoditas kontraktor migas ragu melanjutkan proyeknya di Indonesia. Salah satunya Inpex Corporation di Blok Masela.

"Harga LNG anjlok hingga US$ 2 per MMBTU, saat ini harganya US$ 2,2 per MMBTU. Hal itu yang membuat ketakutan para project owner seperti Abadi Masela untuk mengeksekusi proyek ke depan," ujar Dwi dalam diskusi virtual pada Kamis (2/7).

Meski begitu, Dwi optimistis kondisi industri hulu migas akan lebih baik ke depannya. Dia bahkan memproyeksi harga LNG akan kembali naik pada Desember 2020.

Berdasarkan catatan SKK Migas, proyek Abadi Blok Masela pada tahun ini telah masuk ke tahap aktivitas persetujuan Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL). Hingga April 2020, prosesnya telah mencapai 45,33% dari target 47,96% pada bulan tersebut.

(Baca: SKK Migas Minta Pengembangan Blok Migas Tetap Efisien Saat Normal Baru)

Reporter: Verda Nano Setiawan