Jokowi Bandingkan Ekonomi Negara yang Lockdown dengan Indonesia

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/ama.
Presiden Joko Widodo bersiap memberikan keterangan pers terkait COVID-19 di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (16/3/2020).
Penulis: Dimas Jarot Bayu
25/8/2020, 17.08 WIB

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui bahwa perekonomian memburuk akibat pandemi corona. Namun, penurunan pertumbuhan ekonomi negara lain yang menerapkan karantina wilayah atau lockdown lebih parah ketimbang Indonesia.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II minus 5,32% secara tahunan (year on year/yoy). “Negara-negara yang mengalami lockdown, ekonominya sampai -17%, -21%, -20%,” kata Jokowi saat menghadiri peresmian jalan tol di Banda Aceh, Aceh, Selasa (25/8).

Singapura misalnya, ekonominya tumbuh negatif 13,2% yoy pada kuartal II. Lalu, perekonomian Thailand dan Filipina masing-masing minus 12,2% dan 16,5% yoy.

Ketiga negara itu pun mengalami resesi atau pertumbuhan ekonominya terkontraksi selama dua kuartal berturut-turut.

Inggris juga mengalami resesi. Pertumbuhan ekonominya minus 21,7% yoy pada kuartal II. Hal ini tecermin pada Databoks di bawah ini:

Hal senada dialami oleh Korea Selatan, yang ekonominya negatif 2,9% pada Kuartal II lalu. 

Lalu, pertumbuhan ekonomi Malaysia minus 17,1% yoy pada kuartal II. Singapura, Thailand, Filipina, Malaysia, Korea Selatan, dan Inggris menerapkan lockdown.

Meski begitu, pertumbuhan ekonomi Vietnam masih positif 0,39% pada kuartal II, sebagaimana terlihat pada Databoks di bawah ini. Padahal, negara ini menerapkan karantina wilayah.

Sedangkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat dilihat pada Databoks di bawah ini:

Pada pertengahan Juli lalu, Jokowi sempat mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi bisa terkontraksi lebih dalam jika menerapkan lockdown. Setidaknya, ia memperkirakan ekonomi minus 17% apabila terjadi karantina wilayah.

Ia menyampaikan, pertumbuhan ekonomi Indonesia terkontraksi pada kuartal II karena pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah wilayah. Saat ini, PSBB mulai dilonggarkan sejalan dengan penerapan adaptasi kebiasaan baru (new normal).

Jokowi pun optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia membaik pada kuartal III. Bahkan, ia berharap ekonomi tumbuh melebihi kuartal I yang positif 2,97%.

“Maka, ekonomi bisa kita ungkit untuk naik kembali,” kata Jokowi.

Untuk mencapai target tersebut, ia berpesan kepada para kepala daerah agar turut mengatasi permasalahan ekonomi di tengah pandemi Covid-19. Ini harus dilakukan beriringan dengan upaya penanganan virus corona.

Ia kembali menekankan bahwa upaya pemulihan ekonomi tidak mengabaikan penanganan corona. Begitu pun sebaliknya.

“Gas dan rem harus dikendalikan betul,” katanya.

Reporter: Dimas Jarot Bayu