Rekor Harian Selalu 4 Ribu Kasus, Kapan Kurva Covid-19 di RI Melandai?

123RF.com/Feydzhet Shabanov
Kurva eksponensial kasus virus corona perlu ditekan agar kasus orang yang terinfeksi berkurang.
Penulis: Rizky Alika
Editor: Pingit Aria
25/9/2020, 06.00 WIB

Jika ditemukan kasus positif, kantor diminta merujuk karyawan ke layanan pengananan yang sesuai kebutuhan. Bila kasus positif yang ditemukan berjumlah banyak, kantor harus ditutup sementara untuk disinfeksi.

Selain perkantoran, upaya kerja sama juga perlu dilakukan antara kementerian/lembaga hingga pemerintah daerah. Sebagai contoh, upaya peningkatan pemeriksaan (testing) harus dilakukan secara bersama-sama.

Wiku mencatat, tingkat testing di Indonesia terus naik. Hingga 20 September 2020, tingkat pemeriksaan di Inddonsia mencapai 267.000 orang per minggu atau 62% dari target Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 1:1.000 penduduk per minggu.

Ia mengakui, peningkatan testing bukan perkara mudah di Indonesia. Sebab, Indonesia memiliki penduduk yang besar, sementara jumlah tenaga kesehatan terbatas.

Oleh karena itu, pemerintah juga menggandeng pihak swasta dan masyarakat untuk meningkatkan jumlah pemeriksaan. Adapun, upaya yang dilakukan meliputi pengadaan reagen dari pemerintah pusat dan daerah, mengefektifkan jumlah laboratorium pemeriksa, meminimalisir kerusakan sampel saat pemeriksaan, serta mempercepat pengiriman data tes.

"Ini agar betul-betul kita semua dapat efektifkan testing yang ada," ujar dia.

10 Ribu Kematian

Pada Kamis (24/9), pasien positif Covid-19 bertambah 4.634 orang. Dengan demikian, total kasus mencapai 262.022. Di antaranya, 191.853 pasien dinyatakan sembuh dan 10.105 orang meninggal dunia.

DKI Jakarta masih menyumbang kasus tambahan terbanyak, yakni 1.044 orang. Di bawahnya adalah Jawa Barat dengan tambahan 804 kasus dan Jawa Tengah yang melaporkan 434 kasus.

Ahli wabah Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono menilai pemerintah lamban dalam menangani pandemi corona. Padahal, kematian corona di Indonesia sangat tinggi.

Angka Kematian Covid-19 Bertambah, Lahan Pemakaman Semakin Berkurang (Adi Maulana Ibrahim|Katadata)

Angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia adalah yang tertinggi di Asia Tenggara. "Banyak respons yang terlambat yang menyebabkan kematian Covid-19 yang tinggi di Indonesia," kata Pandu di akun Twitternya.

Menurut Pandu, pemerintahan Jokowi salah strategi. Harusnya yang menjadi fokus adalah menekan penularan yang juga masih tinggi. "Untuk tekan jumlah kematian bukan dengan mengurusi protokol ICU. Kalau pintar, pasti menempuh jalan yang yang mengusahakan mencegah perluasan penularan," ujarnya.

Pandu juga pernah mengkritik niat pemerintah dalam menekan angka kematian corona. Yakni dengan mengubah definisi kematian, antara pasien komorbid dan tidak. "Jangan dengan asumsi atau ingin ubah definisi kematian. Jangan berbohong dengan statistik," katanya.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika