Antisipasi Libur Panjang Agar Tak Merusak Tren Penurunan Kasus Corona

ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/pras.
14/3/2021, 13.30 WIB

Sekitar dua pekan terakhir, pertambahan kasus aktif Covid-19 menunjukkan tren menurun. Hal ini diharapkan terus berlanjut, walaupun di pekan ini terdapat libur panjang bertepatan dengan Isra Mi’raj 1443 Hijriah pada Kamis kemarin. Sebab, libur panjang biasanya diikuti peningkatan kasus positif virus corona.

“Berdasarkan data terlihat bahwa tren kasus aktif Covid-19 di Indonesia terus menurun. Prestasi yang harus kita pertahankan,” kata Juru Bicara Satgas Penangan Covid-19 Wiku Adisasmito membuka sesi keterangan pers di Graha BNPB, Jumat (12/3).

Wiku lantas memaparkan pengingkatan angka kematian akibat Covid-19 yang berhubungan dengan liburan panjang. Periode Maret-September 2020 terjadi tren peningkatan kasus kematian. Pada September 2020, terjadi kenaikan sebesar 46 persen atau 1048 kematian. Adanya libur panjang pada periode 15-17 Agustus 2020 dan dilanjutkan 20-23 Agustus 2020 diperkirakan menjadi penyebabnya.

Laju penambahan kasus kematian akibat Covid-19 lalu sempat menurun pada Oktober 2020 dan November 2020. Namun, kembali meningkat signifikan di Desember 2020 dan Januari 2021, mencapai 54,4 persen dan 53,5 persen. Total 4.252 kasus kematian seiring dengan libur Natal dan Tahun Baru 2021.

Wiku lantas membandingkan, di bulan-bulan tanpa libur panjang jumlah orang meninggal akibat Covid-19 sekitar 50-900 orang. Sementara di bulan yang terdapat tanggalan merah berturut, jumlah orang yang meninggal akibat Covid-19 meningkat tajam menjadi 1.000-2.000 orang.

“Data menunjukkan bahwa keputusan kolektif untuk tetap berlibur panjang saat pandemi adalah keputusan yang tidak bijak,” ujarnya. “Bayangkan dalam sebulan kita bisa kehilangan lebih dari 1.000 nyawa, hanya karena memilih untuk melakukan perjalanan dan berlibur.”

Oleh sebab, itu dia mengahrapkan pemerintah dan masyarakat sama-sama membuat keputusan yang lebih bijaksana dan tidak membahayakan nyawa diri sendiri dan orang lain.

Berdasarkan pantauan, di Bandara Soekarno-Hatta pergerakan penumpang yang akan berangkat dari sekitar daerah ibu kota terhitung normal. "Sekitar 45.000-50.000 pergerakan penumpang di Bandara Soekarno-Hatta," ujar VP of Corporate Communication PT Angkasa Pura II Yado Yarismano melansir Kompas.com. Angka ini sama seperti angka hari-hari biasa sebelumnya Senin (8/3)-Rabu (10/3).

Sementara untuk kedatangan di kota destinasi wisata Bali juga diharapkan bisa ditekan angkanya. Mengingat pada Minggu (14/3) mayoritas masyarakat menyelenggarakan Hari Raya Nyepi 2021.

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan