Jelang Pilpres 2024, Menteri Jokowi Berlomba Naikkan Elektabilitas

Youtube/Setneg
Presiden Joko Widodo membacakan pidato kenegaraan dalam sidang tahunan MPR pada Senin (16/8).
26/9/2021, 12.30 WIB

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berada di posisi kedua dengan elektabilitas sebesar 20,8%. Setelahnya ada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan elektabilitas mencapai 15,5%.

Kemudian, elektabilitas Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil tercatat mencapai 5,7%. Sedangkan Sandiaga dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono sama-sama memiliki elektabilitas 5,4%.

Indikator melakukan survei terhadap 1.220 orang di seluruh Indonesia pada 30 Juli hingga 4 Agustus 2021. Survei juga menggunakan metode simple random sampling dengan tingkat toleransi kesalahan (margin of error) sekitar 2,9% dan tingkat kepercayaan 95%.

Di sisi lain, Head of Department of Politics and Social Change at Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes menilai, situasi politik di Indonesia saat ini belum jelas menunjukkan siapa saja yang akan mendapatkan dukungan dari partai politik untuk maju dalam Pilpres 2024. Oleh karena itu, komunikasi politik menjadi strategis untuk dilakukan.

Arya menilai, gaya komunikasi politik yang dilakukan Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto bisa menaikkan elektabilitas. Apalagi, komunikasi lintas partai harus menjadi agenda politik yang konsisten dilakukan oleh Airlangga.

Sebelumnya, diketahui Ketua Umum Golkar Airlangga bertemu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Klaten. Selepas itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian tersebut juga berolahraga dengan Muhaimin Iskandar di Jakarta.

"Semakin sering mereka bertemu, maka di tingkat pemilih, di bawah, juga semakin baik dan tidak terpolarisasi. Masyarakat melihat mereka bisa berkomunikasi meski suatu saat juga berkompetisi," kata Arya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu (26/9).

Golkar sendiri dalam agenda Pilpres 2024 diuntungkan karena memiliki sekitar 14% kursi di DPR. Artinya, partai berlambang pohon beringin tersebut hanya butuh sisa 6% untuk bisa mencalonkan presiden. Dengan kata lain, kondisi itu membuat Golkar dan Airlangga sebagai partai dan figur yang menarik karena memiliki posisi tawar yang tinggi untuk bersaing di pesta lima tahunan tersebut.

"Saat ini waktu yang ideal dan pas untuk melakukan mobilisasi politik, seperti yang dilakukan Airlangga. Semakin dini, calon itu melakukan sosialisasi politik ke publik, maka semakin baik pula bagi masyarakat," ujarnya.

Selain itu, hal itu juga memberikan kesempatan bagi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian 2019-2024 tersebut bertemu dengan banyak orang dan menjalin komunikasi politik. Bahkan, potensial untuk terus meningkatkan elektabilitasnya melalui sosialisasi.

Halaman:
Reporter: Antara