Indonesia memiliki keanekaragaman hayati flora dan fauna. Hutan hujan tropis yang dimiliki membuat negara kita kaya akan berbagai jenis tanaman. Keberagaman tersebut didukung dengan perkembangan ilmu biologi terutama botani, yang khusus mempelajari berbagai tanaman di bumi.
Keberadaan cabang ilmu tersebut membuat kita semua mengetahui bahwa berbagai tanaman tersebut memiliki ciri khasnya masing-masing. Hingga akhirnya tanaman tersebut dikelompokan dalam satu kingdom bernama plantae.
Kingdom Plantae
Kingdom plantae atau yang biasa disebut juga dunia tumbuhan merupakan kelompok yang anggotanya terdiri atas tanaman dengan ciri khasnya masing-masing. Hal penting yang harus dipahami dalam kingdom ini yaitu terkait ciri-ciri umum dan klasifikasinya.
Ciri-ciri Plantae
Mengutip dari buku “Biologi untuk SMA/MA Kelas X”, berikut ini beberapa ciri umum yang dimiliki pantae:
- Disusun dari sel eukariotik.
- Organisme yang memiliki banyak sel atau multiseluler.
- Memiliki dinding sel dari selulosa.
- Memiliki klorofil a dan b untuk fotosintesis.
- Menyimpan cadangan makanan berbentuk amilum atau zat tepung.
- Sifatnya autotrof karena bisa membuat makanan sendiri.
Klasifikasi Plantae
Setelah mengetahui ciri umumnya, maka hal lain yang tak kalah penting untuk dipelajari yaitu terakit klasifikasi tumbuhan. Melansir dari buku “Biologi untuk SMA/MA Kelas X”, sistem pengelompokan tersebut tidak lepas dari pengaruh ilmu taksonomi. Ilmu ini khusus mempelajari klasifikasi, identifikasi, dan tata nama makhluk hidup.
Tujuan penerapan dari ilmu taksonomi yaitu untuk mempermudah pengenalan serta pembelajaran tentang makhluk hidup. Ilmu ini ada berbagai sistem seperti formal, habitus, numerik, filogenik, dan kontemporer.
Berdasarkan dari taksonomi sistem kontemporer, kingdom plantae terbagi menjadi tiga divisi yaitu Bryophyta, Pteridophyta, dan Spermatophyta.
Kemudian tumbuhan juga dibagi menjadi dua yaitu tumbuhan yang berpembuluh dan tidak berpembuluh. Untuk lebih jelasnya berikut ini bagan klasifikasi plantae.
Sementara itu, untuk menentukan klasifikasi sebuah makhluk hidup bisa dilakukan dengan menggunakan dua metode berikut:
1. Metode fenetik
Fenetik merupakan metode yang menggunakan seluruh persamaan di organisme tersebut untuk menentukan kekerabatan dan menyusun klasifikasinya. Metode ini membandingkan sebanyak mungkin karakter anatomi yang tidak membedakan homologi dan analoginya.
Klasifikasi dengan metode ini diawali dengan memilih objek studi yang menjadi sampel dari kelompok makhluk hidup tertentu. Selanjutnya pemilikhan parameter yang akan digunakan untuk pengamatan. Lalu yang terakhir penarikan kesimpulan dan penyajian data dalam bentuk fenogram.
2. Metode filogenik
Metode klasifikasi ini dilakukan untuk menjelaskan hubungan kekerabatan berbagai makhluk hidup berdasarkan analisis molekuler dan morfologi. Secara sederhana klasifikasi dengan cara ini berdasarkan pada persamaan fenotipe yang menggambarkan sifat bentuk luar, tngkah laku, dan pewarisan keturunan.
Bryophyta (tumbuhan lumut)
Tumbuhan lumut merupakan divisi paling sederhana dari kelompok plantae lainnya. Kita mungkin akan lebih mudah menjumpai pada tempat-tempat lembap.
Untuk mengenali tumbuhan ini tidaklah sulit karena lumut memiliki ciri khusus. Berikut ini penjelasan lengkap mengenai tanaman ini berdasarkan sumber buku “Biologi untuk SMA/MA Kelas X”.
Ciri-ciri bryophyta
- Berwarna hijau
- Gametofit lebih dominan dibandingkan sporofit.
- Hidup pada area basah atau lembap serta terlindungi dari sinar matahari langsung.
- Pada bagian luar tubuhnya ada lapisan lilin untuk mencegah air masuk.
- Merupakan tanaman peralihan dari Thallopyta (tanaman yang tidak bisa dibedakan akar, batang, dan daun) ke Cormophyta (tanaman yang bisa dibedakan akar, batang, dan daun).
- Gamet jantan dihasilkan oleh anteridium yang didukung oleh anteridiofor.
- Gamet betina dihasilkan oleh arkegonium yang didukung oleh arkegoniofor.
Struktur tubuh bryophyta
Sama halnya dengan kelompok tanaman lain, lumut juga memiliki akar, batang, dan daun.
1. Akar
Akar dari tanaman ini merupakan kelompok akar semu atau rizoid. Fungsi dari akar semu ini untuk melekat pada habitatnya serta menyerap air dan nutrisi.
2. Batang
- Lumut hati dan lumut tanduk tidak memiliki batang dan pembuluh angkut. Tubuh lumut ini hanya berupa lembaran atau talus.
- Lumut daun memiliki batang sederhana dan pembuluh angkut tunggal.
3. Daun
Lumut hari dan lumut tanduk tidak memiliki struktur daun, sedangkan lumut daun memiliki struktur daun sederhana. Proses penyerapan air pada lumut dilakukan secara imbibisi kemudian didistribusikan ke seluruh bagian tubuh secara difusi.
Klasifikasi bryophyta
Tumbuhan lumut terbagi menjadi tiga jenis berdasarkan bentuk gametofit dan sporotifnya. Berikut ini penjelasan lengkapnya.
1. Hepaicopsida (lumut hati)
Jenis lumut ini memiliki beberapa ciri-ciri seperti:
- Gametofit berupa talus dan memiliki bentuk lembaran seperti hati.
- Talur berwarna hijau dan percabangannya menggarpu. Di sisi bawah ada selapis sel yang mirip daun, biasanya disebut sisik vertal.
- Talur melekat pada substrat menggunakan rizoid.
- Saprofit tumbuh dan berkembang di dalam gametofit betina.
Adapun contoh dari lumut hati yaitu Marchantia polymorpha dan Lunularia sp.
2. Anthrocerotopsida (lumut tanduk)
Lumut tanduk juga memiliki ciri-ciri khusus, antara lain:
- Gametofit berupa talus yang memiliki tepi rapi atau bertoreh.
- Sporofit berada di dalam gametofit namun kapsul saprofit ada di luar talur seperti tanduk.
- Pangkal kapsul dilindungi oleh invokulrum.
Contoh lumut tanduk yaitu Notothylas sp. dan Anthecerus sp.
3. Bryopsida (lumut daun)
Seperti kelompok plantae sebelumnya, lumut daun juga mempunyari ciri umum seperti:
- Gametofit berupa talus berbentuk seperti tumbuhan kecil.
- Talus memiliki batang semu tegak dan lenbaran daun yang tersusun spiral.
- Daun lumut ini berperan dalam proses fotositesis.
- Pada dasar batang ada rizoid seperti benang halus yang fungsinya sebagai akar.
- Dibagian pucuk ada anterifium dan arkegonium untuk berkembang biak secara generatif.
- Sporotif tumbuh di gametofitnya atau di tumbuhan lumut itu sendiri serta bersifat parasit terhadap gemetofit.
Contoh lumut daun antara lain Sphagnum sp., Fissident sp., dan Polytrichum sp.
Reproduksi bryophyta
Reproduksi pada lumut terjadi karena adanya proses yang bernama metagenesis. Reproduksi ini merupakan pergiliran keturunan teratur antara generasi sporofit (2n) dan gametofit (n).
Generasi sporofit menghasikan spora. Sedangkan gametofit menghasilkan gamet jantan dan betina. Generasi gametofit lebih dominan dalam siklus hidup bryophyta.
Reproduksi generatif terjadi melalui perkawinan antara gamet jantan dan betina. Sedangkan fase vegetatifnya terjadi melalui cara berikut ini:
- Membentuk spora haploid (n) yang sifatnya homospora.
- Membentuk mangkuk gemma.
Pteridophyta (tumbuhan paku)
Contoh kingdom plantae selanjutnya yaitu dari kelompok paku-pakuan. Tumbuhan ini memiliki ciri khusus dan klasifikasinya sendiri. Mengutip dari buku “Biologi untuk SMA/MA Kelas X”, berikut ini penjelasan mengenai paku-pakuan.
Ciri-ciri pteriodophyta
- Daun muda menggulung,
- Di tempat-tempat tertentu, bagian bawah daun yang tua ada sporangium bulat berwarna cokelat kehitaman yang dikenal dengan nama sorus. Saat masih muda, sorus ini dilindungi oleh indusium.
- Sebagian besar hidup di darat pada lingkungan basah dan lembap. Namun ada juga yang hidup di air.
- Masuk dalam kelompok cormophyta berspora.
- Memiliki empat stuktur utama yaitu lapisan pelindung sel, embrio multiseluler, kutikula, dan sistem pembuluh angkut.
- Sporofit dominan dibandingkan gametofit.
Struktur tubuh pteridophyta
Tanaman paku memiliki struktur seperti kingdom plantae pada umumnya yaitu akar, batang, dan daun. Berikut ini penjelasan lengkap mengenari ketiga struktur tersebut.
1. Akar
Pteridophyta memiliki sistem akar serabut yang sel-selnya sudah terdiferensiasi menjadi epidermis, korteks, dan silinder pusat. Didalam silinder pusat tersebut ada pembuluh pengkut xylem dan floem.
2. Batang
Batang paku-pakuan ada di dalam tanah dan biasanya disebut rimpang (rhizome). Di dalam batang juga ada pembuluh pengangkut xylem dan floem.
3. Daun
Berbeda dengan kelompok plantae sebelumnya, tanaman paku memiliki daun yang dibedakan berdasarkan struktur anatomi, ukuran, dan fungsinya.
Berdasarkan ukuran dan susunan anatomi
- Mikrofi: ukurannya kecil, bentuk seperti rambut atau sisi, tidak ada tangkai, tidak ada tulang daun, dan selnya belum mengalami diferensiasi.
- Makrofil: ukurannya besar, bertangkai dan bertulang daun, sel-selnya sudah mengalami diferensiasi membentuk jaringan tinag, bunga karang, tulang daun, dan stomata.
Berdasarkan fungsinya
- Tropofil atau daun steril: daun khusus untuk fotosintesis.
- Sporofil atau daun fertil: daun yang fungsinya untuk fotositensis dan menghasilkan spora yang terususun dalam sporangium. Berdasarkan letaknya sporangium ada empat jenis.
Pembagian tersebut antara lain; sorus atau sporangirum di permukaan daun, sinangium atau yang letaknya di ketiak daun, strobilus atau terletak di ujung batang/ cabang, dan sporakarpium atau yang terletak dalam badan buah.
Klasifikasi pteridophyta
Klasifikasi tanaman paku berdasarkan morfologi sebagai berikut:
1. Psilophytinae (paku purba)
Jenis paku ini merupakan yang paling sederhana. paku purba memiliki batang yang beruas dan berbuku nyata. Pada bagian batang, ada daun kecil berbentuk sisi. Sporangiumnya terletak di buku cabang (sinangium). Contoh kingdom plantae ini yaitu Psilotum sp.
2. Lycopodiinae (paku kawat)
Daun paku ini berbentuk sisik dan terletak tersebar di batang. Spora yang dihasilkan tidak berflagela. Spongarium membentuk strobilus di ujung batang atau cabang. Contohnya Selaginella caudata.
3. Equisetinae (paku ekor kuda)
Plantae ini memiliki rongga dan terdapat cabang berakar di buku-buku batang. Daun kecil memiliki bentuk seperti sisik yang tumbuh di buku batang secara berkarang.
Sporofil berbentuk menyerupai perisai dan ada sporangium dibawahnya. Seluruh sporofil terususun pada strobilus di ujung batang atau cabang. Contohnya Equisentum sp.
4. Filicinae (paku sejati)
Tanaman paku ini memiliki daun sempurna dengan duduk daun berbentuk sayao. Sporangium terusun dalam bentuk sorus di permudaan daun. Contoh paku sejati yaitu suplir, simbar menjangan, paku sawah, dan lain sebagainya.
Reproduksi pteridophyta
Proses berkembang biak paku-pakuan terbagi dalam reproduksi generatif dan vegetatif. Reproduksi generatif dilakukan melalui peleburan spermatozoid dan ovum. Sedangkan reproduksi vegetatif terjadi melalui pembentukan spora. Kedua proses reproduksi tersebut terjadi secara bergantian melalui proses metagenesis.
Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Spermatophyta berasal dari bahasa Yuniani dari kata Spema yang artinya biji dan phyta artinya tumbuhan. Sehingga makna kata tersebut secara utuh yaitu tanaman yang memiliki biji.
Spermatophyta ini juga memiliki ciri khusus dan klasifikasnya tersendiri. Melansir dari buku “Biologi untuk SMA/MA Kelas X”, berikut ini penjelasan lengkapnya.
Ciri-ciri spermatophyta
- Memiliki biji sebagai alat reproduksi.
- Termasuk dalam kelompok cormophyta berbiji.
- Memiliki alat kelamin yang jelas dan bisa menghasilkan embiro.
- Bersifat fotoautotrof.
- Memiliki berkas pembuluh.
- Habitat di darat dan ada juga yang mengapung di air.
Struktur tubuh spermatophyta
Tanaman berbiji ini terbagi menjadi akar, batang, dan daun. Penjelasan lengkapnya sebagai berikut:
1. Akar
Akar tanaman berbiji berbentuk akar serabut dan ada juga yang memiliki akar tunggang. Sel akar sudah mengalami diferensiasi mejadi epidermis, korteks, dan silinder pusat yang didalamnya ada xilem dan floem.
2. Batang
Batang spermatophyta merupakan batang berkayu atau berair. Batang tumbuhan ini sudah mengalami modifikasi menjadi stolon, rhizoma, dan umbi. Sel-selnya juga mengalami diferensiasi menjadi epidermis, korteks, dan silinder pusat.
3. Daun
Sel daun tanaman berbiji sudah mengalami diferensiasi menjadi epidermis dan mesofil. Sementara itu, mesofil daun tersusun dari jaringan tiang dan bunga karang.
Klasifikasi spermatophyta
Menurut penjelasan di buku “Biologi untuk SMA/MA Kelas X”, berdasarkan letak daun buah yang melindungi biji, klasifikasi spermatophyta terbagi menjadi gymnospermae dan angiospermae.
1. Gymnospermae
Gymnospermae merupakan tanaman yang bakal bijinya dilindungi oleh daun buah, namun tersusun dalam strobilus. Berdasarkan struktur strobilus, kelompok tanaman ini terbagi menjadi empat macam:
- Cycadinae: ciri khusus tanaman ini yaitu mirip seperti pohon kelapa. Batang berbentuk tiang, daun majemuk menyirip, daun terusus berjejal di ujung batang, daun muda masih menggulung dan sporofil ada di strobilus jantan dan betina. Cycadinae umumnya berumah satu. Contohnaya Dioon sp.
- Ginkgoinae: ciri tanaman ini berumah dua, termasuk pohon meranggas, daun lebar berbentuk kipas dengan tulang daun mirip rusuk yang menonjol. Contohnya Ginggo biloba.
- Gnetinae: ciri-cirinya yaitu berumah dua, ada yang memiliki cabang banyak ada yng sedikit, tulang daun menyirip, dan bunga bersusun berkarang. Contohnya melinjo.
- Coniferinae: ciri-cirinya batang besar berkayu, daun mirip jarum, berumah satu dan dua, stobilus berina lebih besar dari jantan, serta terlebtak di ketiak daun atau ujung batang. Contohnya cemara dan pinus.
2. Angiospermae
Tanaman ini memiliki bakal biji tumbuh dalam daun buah. Angiospermae dibagi menjadi dua jenis yaitu monokotil dan dikotil.
- Monokotil: cirinya memiliki satu daun lembaga, akar serabut, tulang saun sejejar atau melengkung, batang tak bercabang dengan ruang jelas, tidak berkambium, dan perhiasan bunga berjumlah 3 atau kelipatan. Contohnya jahe, lengkuas, kencur, pohon pisang, anggrek, dan lain sebagainya.
- Dikotil: cirinya memiliki dua daun lembaga, akar tunggang, tulang daun menyirip atau menjari, batang bercabang dengan ruas tidak jelas, memiliki kambium, dan perhiasan bunganya sejumlah 2, 4, 5, atau kelipatan. Contohnya karet, beringin, kacang tanah, kopi, jati, dan lain sebaginya.
Reproduksi spermatophyta
1. Gymnospermae
Tanaman ini menghasilkan heterospora berupa mikrospora dan megaspora. Mikrospora akan berkembang menjadi gametofit jantang dan serbuk sari. Sedangkan megaspora berkembang menjadi gametofit betina.
Bakar biji atau megaspora memiliki struktur mikofil dan kentong serbuk sari sebagai organ reproduksi. Penyerbukan akan terjadi ketika ada bantuan angin.
2. Angiospermae
Menurut buku “Biologi untuk SMA/MA Kelas X” proses pembuahan angispoermae disebut sebagai pembuahan ganda. Hal ini dikarenakan ada dua sel pserma yang melebur dalam kantong embrio. Satu sel sperma akan menjadi zigot, sedangkan sisanya menjadi endospermae.
Itulah materi tentang kingdom plantae yang bisa dipelajari mulai dari ciri umum sampai penjelasan lengkap seputar klasifikasi kingdom tersebut.