Indonesia - AS Sepakati Kerja Sama Maritim, Keamanan, dan Pendidikan

kementerian luar negeri
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi dan Menlu AS Antony Blinken usai menggelar pertemuan bilateral di Jakarta, Selasa (14/12)
Penulis: Maesaroh
14/12/2021, 14.34 WIB

Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat (AS) menyepakati peningkatan kerja sama di berbagai bidang, termasuk maritim, pendidikan, keamanan, hingga perdagangan. Indonesia juga meminta AS untuk terus meningkatkan investasinya di Indonesia.

Kesepakatan tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi dan Menlu AS Antony Blinken setelah melakukan pertemuan bilateral di Jakarta pada hari ini, Selasa (14/12).

Retno menjelaskan kesepakatan di bidang maritim mencakup kerja sama keamanan maritim, sumber daya kelautan, konservasi dan pengelolaan perikanan, serta keselamatan dan navigasi maritim.  Kesepakatan tersebut akan berlaku sampai 2026.

Kesepakatan kerja sama juga tercapai di sektor keamanan. Untuk memperkuat kerja sama di bidang keamanan,  Indonesia dan AS juga sepakat membentuk mekanisme dialog 2+2 Kemlu dan Kementerian Pertahanan di tingkat pejabat senior.

Di bidang ekonomi, kedua negara sepakat meningkatkan kerja sama perdagangan dan investasi. 

"Indonesia juga telah menyampaikan harapan kiranya fasilitas GSP tetap dapat diberikan oleh AS" tutur Retno.

Sebagai informasi, pemerintah AS sudah memperpanjang fasilitas GSP untuk Indonesia pada November 2020.

Dilansir dari Kemlu, GSP merupakan fasilitas perdagangan​ berupa pembebasan tarif bea masuk, yang diberikan secara unilateral oleh Pemerintah AS kepada negara-negara berkembang di dunia sejak tahun 1974.
Indonesia pertama kali mendapatkan fasilitas GSP dari AS pada tahun 1980. 

 Berdasarkan data statistik dari United States International Trade Commission (USITC), pada tahun 2019 lalu, ekspor Indonesia yang menggunakan GSP mencapai US$ 2.61 milyar.
Angka ini setara dengan 13,1% dari total ekspor Indonesia ke AS, yakni US$ 20,1 milyar. 

Ekspor GSP Indonesia di tahun 2019 berasal dari 729 pos tarif barang dari total 3.572 pos tarif produk yang mendapatkan preferensi tarif GSP. 
 
Amerika Serikat merupakan pasar terbesar kedua bagi ekspor Indonesia setelah Cina. Pada Januari-Oktober 2021, total perdagangan kedua negara mencapai US$ 29,6 miliar atau sekitar Rp 420 triliun.
 
Ekspor Indonesia ke Negara Paman Sam mencapai US$20,6 miliar sehingga ada surplus sebesar US$11,5 miliar.

 Sementara itu, investasi Amerika Serikat pada periode Januari-September 2021 sudah mencapai US$ 1,3 miliar, naik 73% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Pada kuartal III tahun ini, investasi yang direalisasikan perusahaan asal Amerika Serikat menembus US$ 509,9 juta atau Rp 7,24 triliun.
Jumlah tersebut menempatkan Amerika Serikat sebagai investor asing terbesar nomor lima di Indonesia pada Juli-September.

"Kesempatan investasi di Indonesia sangat terbuka lebar, baik di bidang kesehatan, digital dan transisi energi," tutur Retno.
 
Di bidang pembangunan, Indonesia mengapresiasi komitmen AS dalam Millennium Challenge Corporation (MCC) Compact-2 untuk proyek pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

 Program tersebut berupa pembangunan ekonomi hijau, digitalisasi, akses pendanaan serta kesetaraan gender dan pendanaan bagi UMKM perempuan. 

Indonesia juga menyampaikan terima kasih kepada pemerintah AS yang telah membantu 25.4 juta dosis vaksin yang telah didukung AS untuk Indonesia melalui Covax Facility.

"Untuk jangka panjang Indonesia berharap kedua negara dapat mengembangkan kerja sama pengembangan vaksin teknologi mRNA," papar mantan Dubes RI untuk Belanda tersebut.
 
Di bidang pendidikan, Amerika Serikat dan Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama Pendidikan dan people-to-people contact.
"Kita juga melakukan diskusi mengenai penguatan kerja sama di bidang vocational education," tutur Retno.