Peran Indonesia dalam G20 cukup strategis, pasalnya sejak 1 Desember 2021 Indonesia terpilih menjadi presidensi G20. Menurut penjelasan Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Group of Twenty atau G20 adalah forum utama kerja sama ekonomi internasional yang beranggotakan negara dengan perekonomian besar di dunia.
Forum ini beranggotakan 19 negara dan satu lembaga Uni Eropa. Anggota G20 hingga saat ini yaitu Australia, Argentina, Brasil, RRT, Uni Eropa, Jerman, India, Indonesia, Italia, Meksiko, Arab Saudi, Rusia, Korea Selatan, Turki dan Inggris.
Jika dilihat dari sejarahnya, G20 lahir dari kekecewaan komunitas internasional terhadap negara G7 (Inggris, Kanada, Jerman, Prancis, Jepang, Italia, dan Amerika Serikat) yang dianggap gagal dalam mencari solusi atas krisis keuangan global di tahun 1998-1999.
Pada saat itu, muncul pandangan untuk mengajak negara berkembang dan negara maju lainnya dalam sebuah pertemuan. Forum tersebut ternyata bertujuan untuk membahas dan mencari solusi atas krisis keuangan global pada sat itu.
Akhirnya, diselenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 digelar di Amerika Seikat. KTT pertama ini berfokus pada pembahasan dan koordinasi respons global terhadap dampak krisis keuangan yang saat itu terjadi di Amerika Serikat.
Di forum tersebut pimpinan negara G20 sepakat untuk melakukan pertemuan lanjutan. Tanggal 1-2 April 2009, London menjadi presidensi KTT G20 kedua di bawah koordinasi Perdana Menteri Inggris Gordon Brown.
Peran dan Tujuan G20
Secara umum, forum G20 bertujuan untuk mewujudkan pertumbuhan global yang lebih kuat, seimbang, inklusif, dan berkelanjutan. Sementara menurut penjelasan di bi.go.id, berikut beberapa peran G20:
1. Menangani krisis keuangan global
Salah satu kesuksesan dari G20 yaitu mendukung dalam penuntasan krisis keuangan global di tahun 2008 lalu. G20 juga berperan untuk mengubah tata kelola keuangan global dengan menginisiasi paket stimulus fiskal dan moneter yang terkoordinasi serta dalam skala besar. G20 juga mendukung peningkatan kapasitas pinjaman dari Dana Moneter Internasional (IMF) dan bank pembangunan global.
2. Mempengaruhi kebijakan pajak
Pada tahun 2012 lalu, G20 menghasilkan cikal bakal Base Erosion and Profit Shifting (BEPS) yang kemudian difinalisasi pada tahun 2015. Lewat BEPS, hingga saat ini sudah ada 139 negara dan jurisdiksi yang bekerja sama untuk mengakhiri pengingkaran pajak.
3. Membantu penanganan dampak Covid-19
G20 berinisiatif dalam menangani dampak pandemi yang meliputi penangguhan pembayaran utang luar negeri untuk negara yang berpenghasilan rendah. tak hanya itu, G20 juga berjanji melakukan injeksi pendanaan untuk menangani dampak covid-19 lebih US$5 triliun. Dana tersebut digunakan untuk memulihkan perekonomian.
Negara G20 juga menurunkan atau menghapus bea dan pajak impor, mengurangi bea vaksin, hand sanitizer, disinfektan, alat medis, dan obat untuk Covid-19.
4. Pengatasi isu lainnya
Peran dari G20 lainnya yaitu mengatasi isu internasional lain seperti perdagangan, iklim, dan pembangunan. G20 juga mendukung pembangunan secara berkelanjutan pada gerakan Paris Agreement on Climate Change pada 2015 dan The 2030 Agenda for Sustainable Development.
Peran Indonesia dalam G20
Sejak 1 Desember 2021, peran Indonesia dalam G20 sebagai presidensi. Perlu diketahui bahwa setiap anggota forum tersebut berhak memegang fungsi presidensi G20. Keberadaan dari presidensi ini yang membedakan G20 dengan forum multilateral lain.
Forum G20 tidak mempunyai sekretariat tetap. Sehingga setiap negara anggota G20 bisa ditunjuk sebagai presidensi. Indonesia memegang presidensi G20 tahun 2022 yang ditandai dengan serah terima yang dilakukan pada akhir KTT Roma 30-31 Oktober 2021.
Presidensi G20 merupakan keketauaan pertemuan G20. Dalam laman resminya dijelaskan bahwa setiap tahun presidensi akan mengundang negara G20 dan negara tamu. Sejumlah organisasi regional dan internasional juga ikut berpartisipasi dalam forum tersebut.
Indonesia merupakan satu-satynya negara di Asia Tenggara yang menjadi anggota G20. Selama menjadi presidensi, ada tiga hal yang akan dibahas yaitu penanganan kesehatan yang inklusif, transformasi berbasis digital, dan transisi menuju energi berkelanjutan.
Peran Indonesia dalam G20 menjadi kesempatan bagis untuk Indonesia dan negara berkembang lainnya untuk mengutarakan aspirasi dan merasakan manfaat positif dari kerja sama setiap anggota G20.
Pertemuan Negara G20
Ada tiga kegiatan dalam G20 Indonesia yaitu KTT, pertemuan tingkat menteri dan deputi, dan pertemuan kelompok kerja. Berikut penjelasannya:
1. KTT
KTT atau summit adalah pertemuan yang mengundang kepala negara dan kepala pemerintahan negara G20. KTT merupakan puncak dari semua pertemuan yang melibatkan negara anggota forum tersebut.
2. Pertemuan tingkat menteri dan deputi
Pertemuan ini dilangsungkan berdasarkan masing-masing fokus utama forum. Misalnya pada finance track maka pertemuan tersebut menghadirkan menteri keuangan dan gubernur bank sentral setiap negara anggota.
3. Kelompok kerja
Pertemuan ini akan mengulas dan mengatasi isu spesifik yang berhubungan dengan agenda G20 lebih luas. Dalam forum ini beranggotakan ahli dari setiap negara anggota. Hasil dari pertemuan ini akan dimasukan dalam segmen kemnterian dan KTT.
Dalam rangka mendukung kampanye penyelenggaraan G20 di Indonesia, Katadata menyajikan beragam konten informatif terkait berbagai aktivitas dan agenda G20 hingga berpuncak pada KTT G20 November 2022 nanti. Simak rangkaian lengkapnya di sini.