Untung Rp 2,8 Triliun, Anggota Panja Puji Investasi Telkom ke GoTo

ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Anggota DPR Fraksi Partai Gerindra Andre Rosiade (tengah) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (6/2/2020).
14/6/2022, 19.51 WIB

Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah membentuk Panitia Kerja (Panja) Investasi BUMN di Perusahaan Digital. Panja terbentuk untuk mendalami permasalahan investasi yang dilakukan perusahaan telekomunikasi milik negara, PT Telkom Indonesia, Tbk. (Telkom) di PT GoTo Gojek Tokopedia, Tbk.

Untuk kebutuhan ini, Panja telah memanggil Direktur Utama PT Telkom Indonesia, Tbk. (TLKM) Ririek Adriansyah dan Direktur Utama Telkomsel Hendri Mulyana Syam.

Salah satu anggota Panja Investasi BUMN DPR RI, Andre Rosiade, mengungkap bagaimana Dirut Telkom memaparkan strategi bisnis dan keuntungan yang diraih Telkom setelah menanamkan investasi di GoTo.

Menurutnya, transformasi dalam tubuh PT Telkom serta sejumlah aksi korporasi yang dilakukan terbukti mampu mendongkrak laba perusahaan.

"PT Telkomsel mendapat untung Rp 2,8 triliun dari pembelian saham, dan Rp 800 miliar dari keuntungan sinergi ekosistem digital," kata Andre usai rapat Panja Investasi BUMN di Gedung DPR, Selasa (14/6).

Andre menilai, Telkomsel masuk ke bisnis digital dengan cara cerdas. Selain itu, melakukan proses investasi secara benar sehingga memenuhi semua ketentuan, serta melalui proses persetujuan banyak pihak. Termasuk restu dari Singtel, BUMN Singapura, yang menguasai 35% saham Telkomsel.

Keberadaan Telkomsel dan GOTO sebagai perusahaan publik merupakan jaminan bahwa keduanya menjunjung tinggi prinsip tata kelola perusahaan yang benar (good corporate governance/GCG).

"Usulan investasi Telkomsel di GOTO diketuai oleh Direksi yang membawahi bisnis digital dalam hal ini Direktur Planning & Transformation yang merupakan perwakilan dari Singtel. Komite Investasi Telkomsel juga diketuai oleh perwakilan dari SingTel," kata Andre.

Andre memaparkan, bahwa usulan investasi ini tahapannya telah mendapatkan persetujuan seluruh Dewan Direksi melalui mekanisme keputusan kolektif kolegial, dalam rapat Direksi Telkomsel. Selanjutnya, keputusan itu dibawa ke rapat Dewan Komisaris Telkomsel, yang terdiri dari perwakilan Telkom dan Singtel.

"Singtel tidak mungkin memberi persetujuan tanpa GCG dan tanpa ada potensi keuntungan. Terakhir baru dimintakan persetujuan investasi ini kepada Dewan Direksi Telkom. Tahapan ini perlu dipahami," imbuh Andre menjelaskan.

Sebelumnya, Direktur Utama yang juga CEO Telkom Group, Ririek Adriansyah, pada rapat ini memastikan investasi Telkomsel di GoTo sudah sesuai Good Corporate Governance (GCG).

Ririek menyambut baik Anggota Panja DPR yang memberikan kesempatan kepadanya untuk menjelaskan mengenai investasi tersebut. Dia merasa forum itu dapat menjadi tempat untuk menjawab berbagai pertanyaan yang berkembang mengenai investasi Telkomsel di GoTo.

Kepada Komisi VI, Ririek menegaskan investasi Telkomsel di GoTo tidak melibatkan Kementerian BUMN. Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa proses, dimulai dengan verifikasi tim, kemudian berlanjut ke rapat direksi Telkomsel, hingga akhirnya sampai di Komisaris Telkomsel.

Dari rapat Komisaris kemudian berlanjut ke para pemegang saham, dalam hal ini Telkom dan Singtel.

Ririek menjelaskan ketika investasi di digital pihaknya memperhatikan juga capital gap dan potensi sinergi value-nya. Ia mengungkapkan Telkomsel pada 2021 mencatat income revenue sebesar 473 miliar. “Nah di Kuartal I tahun 2022 itu sudah ada sekitar Rp 153 Miliar. Artinya kalau dikalikan empat saja itu sudah sekitar 600 M lebih, sudah ada pertumbuhan sekitar 25 persen dibanding income revenue di tahun 2021,” terang Ririek.

Ririek memastikan pencapaian tersebut menunjukkan tidak benar kalau investasi di GoTo membuat rugi. Ia menyebut harga saham GoTo Rp 368. Apabila dibandingkan ketika Telkomsel investasi ada di Rp 270 sehingga malah mencatat dana Rp 2,8 triliun.

Reporter: Rezza Aji Pratama , Ashri Fadilla