SBY dan Megawati Satu Meja di Jamuan G20, Demokrat: Lupakan Masa Lalu

ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/Fikri Yusuf/wsj.
Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong (kanan) berbincang dengan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono saat menghadiri acara Welcoming Dinner and Cultural Performance KTT G20 2022 di kawasan Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK), Badung, Bali, Selasa (15/11/2022).
Penulis: Ade Rosman
16/11/2022, 13.13 WIB

Anggota Majelis Tinggi Partai (MTP) Demokrat Syarief Hasan angkat suara soal momen Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri dan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) duduk bersama dalam rangkaian acara gala dinner KTT G20 di Bali, Selasa (15/11) malam. Syarief mengatakan tidak ada yang perlu dipertanyakan perihal momen tersebut, karena merupakan arahan dari panitia acara.

"Saya pikir itu kalau satu meja itu karena protokol panitia kan begitu. Jadi tidaklah sesuatu yang perlu dipertanyakan, iya kan. Karena itu kan ramai-ramai ya," kata Syarief di Kompleks Parlemen, Rabu (16/11).

Ia mengatakan, dalam pertemuan tersebut hanya membicarakan hal-hal ringan. Hal itu sesuai dengan tema jamuan makan malam yang bernuansa silaturahmi dan keakraban. 

Menurut Syarief tidak ada yang istimewa dengan perjumpaan antara Megawati dan SBy tersebut. Lagipula, ia mengatakan ketegangan hubungan antara kedua mantan presiden itu hanyalah bagian dari dinamika politik di masa lalu. 

“Ya saya pikir sih yang dulu, yang lewat ya sudah lah, lewat. Kalau memang ada, ya, tidak perlu diangkat lagi, yang penting ke depannya lebih baik," ujar Syarief.

Ia mengatakan, selama ini SBY sangat terbuka dan mengutamakan komunikasi yang baik.Syarief menyebut, SBY juga sangat mengutamakan adanya komunikasi untuk kemajuan dan bangsa ke depan. Menurut Syarief sebagai tokoh senior partai baik SBY maupun Megawati menginginkan pemilu 2024 berlangsung damai.

"Semua partai politik dan tokoh-tokoh nasional menginginkan bahwa pemilu 2024 itu kita dukung damai, dan ini untuk kepentingan bangsa juga kan. Di mana kalau kita ngomongin soal kepentingan bangsa, ya pasti semuanya memberikan dukungan," kata Syarief lagi. .

Ia mengatakan rivalitas yang terjadi hanya sebatas kontestasi saja, dan tidak berlanjut setelahnya. Ia berharap harmonisasi SBY dan Mega seperti terlihat dalam gala dinner G20 menjadi isyarat untuk mewujudkan pemilu damai. 

Hubungan Megawati dan SBY di dunia politik Tanah Air mengalami pasang surut. Hubungan keduanya mulai merenggang menjelang pemilu 2004. SBY yang saat itu menjabat sebagai Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan di bawah presiden Megawati disebut mulai melakukan langkah politik untuk maju sebagai presiden. Pada pemilu 2004, SBY terpilih sebagai presiden menggantikan Megawati Soekarnoputri. 

Sebelumnya, momen pertemuan antara SBY dan Megawati terjadi di ruang transit menuju lokasi gala dinner jamuan kepala negara dan pimpinan lembaga internasional di kawasan Graha Wisnu Kencana Cultural Park Bali. Dari gambar yang diunggah akun @jansen_jsp milik wakil sekretaris jenderal Partai Demokrat Jansen Sitindaon, SBY dan Megawati duduk satu meja, bersama beberapa tokoh lainnya. Di antaranya mantan wakil presiden seperti Jusuf Kalla, mantan wakil presiden Try Sutrisno, mantan wakil presiden Hamzah Haz, dan juga Ketua DPR Puan Maharani.

Reporter: Ade Rosman

Dalam rangka mendukung kampanye penyelenggaraan G20 di Indonesia, Katadata menyajikan beragam konten informatif terkait berbagai aktivitas dan agenda G20 hingga berpuncak pada KTT G20 November 2022 nanti. Simak rangkaian lengkapnya di sini.