Presiden Joko Widodo menargetkan performa ekspor panel surya akan meningkat dalam waktu dekat. Salah satu strategi yang digunakan adalah menghentikan izin ekspor bauksit mulai Juni 2023.
Secara sederhana, komponen yang dibutuhkan dalam membuat panel surya adalah aluminium, kaca, dan sel panel surya. Dalam hal ini, aluminium menjadi kerangka seluruh komponen yang ada dalam panel surya.
"Nilai tambah bauksit jadi panel surya bisa bertambah 194 kali lipat. Bayangkan," kata Presiden Jokowi dalam saluran resmi Sekretariat Presiden, Rabu (22/2).
Sebagai informasi, bauksit merupakan bahan baku pembuatan aluminium. Adapun, bahan yang digunakan dalam kerangka panel surya adalah aluminium beranoda.
Jokowi sebelumnya mengayakan Indonesia saat ini menjadi eksportir bijih bauksit terbesar ketiga di dunia. Sementara itu, performa ekspor panel surya dari dalam negeri ke pasar ekspor menduduki peringkat ke-31.
Di sisi lain, Cina merupakan eksportir bijih bauksit terbesar ke-18 , namun menjadi eksportir panel surya terbesar di dunia. Presiden Jokowi menyimpulkan 90 persen bauksit yang diekspor Indonesia diserap oleh produsen panel surya di Negeri Panda.
"Mau kita teruskan? Oleh sebab itu, bauksit kita stop pertengahan tahun ini," ujar Jokowi.
Namun Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengkhawatirkan nasib kebijakan penghentian ekspor bijih bauksit serupa dengan bijih nikel, yakni digugat ke Organisasi Dagang Dunia atau WTO.
Sebagai informasi, WTO mengabulkan gugatan Uni Eropa terhadap kebijakan penghentian penerbitan izin ekspor bijih nikel pemerintah Indonesia. Salah satu pertimbangannya adalah bijih nikel bukan komoditas penting yang bisa dihentikan ekspornya.
Walau dinyatakan kalah, Presiden Jokowi mengarahkan para menterinya untuk mengajukan banding ke WTO. Mantan Wali Kota Solo ini mengatakan akan melakukan strategi yang sama saat menghentikan penerbitan izin ekspor bijih bauksit.
Pada saat yang sama, Jokowi menekankan pemerintah Indonesia tidak menutup diri terhadap negara lain. Jokowi telah mengimbau negara-negara yang selama ini menikmati mineral mentah asal Tanah Air untuk mengolahnya langsung di dalam negeri.
"Kalau kamu ingin memproduksi, katoda, prekursor, dan panel surya, silahkan datang ke Indonesia. Kurang apa kita?" kata Jokowi.