Jokowi Sebut Minyakita Langka karena Penyalurannya Dibatasi

Istimewa
Menteri BUMN Erick Thohir mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pasar Tugu Palsigunung, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok, Provinsi Jawa Barat dan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (13/4)
13/4/2023, 15.31 WIB

Presiden Joko Widodo menjelaskan alasan pasokan Minyakita yang mulai langka di pasaran. Kepala Negara mengatakan pasokan minyak goreng bersubsidi itu sengaja dibatasi pemerintah agar masyarakat tidak dapat membeli dengan jumlah banyak.

Jokowi menjelaskan tujuan produksi Minyakita adalah memenuhi kebutuhan masyarakat berpendapatan rendah yang membutuhkan. Makanya, pemerintah menetapkan harga Rp 14.000 per liter.

"Tidak boleh dijual dalam jumlah yang besar karena memang kami harapkan itu yang membeli hanya masyarakat bawah," ujar Presiden Jokowi dalam saluran resmi Sekretariat Presiden, Kamis (13/4).

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menemukan pasokan Minyakita di pasar cukup melimpah. "Saya cek kemarin di semua pasar banyak ketersediaan Minyak Kita," kata Jokowi.

Sebagai informasi, polemik pasokan Minyakita dimulai pada awal tahun ini. Hal tersebut dipicu oleh naiknya program Biodiesel menjadi B35. Alhasil, sebagian pasokan minyak sawit mentah atau CPO untuk industri makanan diserap oleh industri biodiesel.

Kondisi tersebut mengakibatkan ketersediaan Minyakita di pasar mulai minim. Hal tersebut berlangsung setidaknya selama dua bulan pertama 2023. Bahkan, Minyakita yang tersedia di pasar dilego hingga Rp 16.000 per liter.

Menghadapi hal tersebut, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menaikkan kewajiban pasar domestik atau DMO dari 300.000 ton per bulan menjadi 450.000 per bulan. Seperti diketahui, eksportir CPO wajib memenuhi DMO sebelum mendapatkan persetujuan ekspor dari pemerintah.

Akan tetapi, ketersediaan Minyakita di pasar belum kunjung membaik. Zulkifli menemukan salah satu penyebab langkanya produk karena adanya pihak yang memborong di agen.

Oleh karena itu, Kementerian Perdagangan melarang pembelian Minyakita dalam skala besar di agen atau D2. "Kelangkaan ini terjadi karena banyaknya teman-teman di daerah membeli dalam jumlah besar. Tidak boleh lagi," ujar Zulhas dalam rapat kerja atau raker dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (15/3).

Di samping itu, Zulkifli berpendapat kelangkaan juga disebabkan karena banyaknya konsumen minyak goreng premium beralih ke Minyakita. Ini tak lepas dari  kualitas dan kemasan yang bagus dengan harga jauh lebih murah.


Reporter: Andi M. Arief