Konferensi Tingkat Tinggi Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara atau KTT ASEAN 2023 di Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur, sepakat untuk menjajaki kerja sama dan kolaborasi dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik di kawasan.
Para pemimpin negara ASEAN mengakui peran besar kendaraan listrik sebagai bagian dari upaya ASEAN untuk menurunkan emisi gas rumah kaca, mengakselerasi transisi energi, dekarbonisasi sektor transportasi darat di kawasan, mencapai target net zero emission, dan meningkatkan keamanan energi di setiap anggota ASEAN.
Oleh karena itu para pemimpin ASEAN berkomitmen untuk, “mengembangkan ekosistem kendaraan listrik regional yang melibatkan seluruh Negara Anggota ASEAN yang mendukung adopsi kendaraan listrik dan peningkatan industri kendaraan listrik di Negara Anggota ASEAN,” tulis pernyataan bersama yang diunggah di laman resmi ASEAN.org, dikutip Kamis (11/5).
Komitmen tersebut juga termasuk untuk membangun ASEAN sebagai pusat produksi global industri kendaraan listrik untuk mendukung ekonomi yang berkelanjutan di kawasan dengan mempertimbangkan ruang kebijakan negara-negara anggota ASEAN dalam memanfaatkan keunggulan komparatifnya.
Adapun kerja sama dan kolaborasi yang akan dibangun adalah sebagai berikut:
- Peningkatan infrastruktur dan stasiun pengisian daya;
- Menciptakan lingkungan bisnis dan iklim investasi yang kondusif untuk menarik investasi, termasuk kemitraan publik-swasta;
- Mengoptimalkan produksi dan penggunaan bahan dan sumber daya yang berkelanjutan untuk mencapai penciptaan nilai yang lebih tinggi dari rantai pasokan kendaraan listrik di wilayah;
- Meningkatkan partisipasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM);
- Berkolaborasi dalam kegiatan penelitian dan pengembangan serta pengembangan sumber daya manusia;
- Mempromosikan peluang investasi dan meningkatkan kesadaran publik;
- Mengelola dampak lingkungan dengan baik;
- Memperkuat ketahanan energi regional;
- Mempromosikan penggunaan energi terbarukan di sektor mobilitas;
- Transisi bertahap dari mesin pembakaran internal konvensional menjadi Zero Emission Vehicle termasuk Electric Vehicle; dan
- Membahas agenda pembiayaan untuk mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik di kawasan.
Dalam kesepakatan ini, para pemimpin ASEAN akan mempromosikan kerja sama dan kemitraan dengan mitra eksternal melalui mekanisme yang dipimpin ASEAN, organisasi internasional dan melibatkan sektor swasta untuk memajukan ekosistem kendaraan listrik di kawasan.
Untuk mencapainya, dibutuhkan harmonisasi standar kawasan untuk ekosistem kendaraan listrik seperti pelatihan dan sertifikasi yang berbasis standar internasional, termasuk tapi tidak terbatas pada teknologi, standar keamanan termasuk perlindungan terhadap risiko kebakaran.
Lalu spesifikasi produk, infrastruktur, stasiun pengisian daya termasuk swap baterai, distribusi listrik untuk baterai, dan daur ulang. Semua ini untuk memperkuat rantai pasok regional industri kendaraan listrik, untuk memfasilitasi peningkatan perdangan dan untuk memastikan interoperabilitas dan mobilitas lintas batas yang mulus.
Untuk kelima kalinya, Indonesia didapuk menjadi Keketuaan ASEAN. Situasi dunia tahun ini yang belum kondusif tentu menjadi tantangan tersendiri dalam mengemban amanah tersebut. Persaingan kekuatan besar dunia yang meruncing mesti dikelola dengan baik agar konflik terbuka dan perang baru tidak muncul, terutama di Asia Tenggara.
Keketuaan Indonesia juga diharapkan menjadi pintu bagi ASEAN untuk berperan aktif dalam perdamaian dan kemakmuran di kawasan melalui masyarakat ekonomi ASEAN. Untuk itu, Indonesia hendak memperkuat pemulihan ekonomi dan menjadikan Asia Tenggara sebagai mesin pertumbuhan dunia yang berkelanjutan.
Simak selengkapnya di https://katadata.co.id/asean-summit-2023 untuk mengetahui setiap perkembangan dan berbagai infomasi lebih lengkap mengenai KTT Asean 2023.
#KatadataAseanSummit2023 #KalauBicaraPakaiData