Pemerintah berkomitmen mendongkrak harga karet di tingkat petani, salah satunya melalui peremajaan perkebunan. Adapun luas perkebunan karet rakyat yang berpotensi diremajakan saat ini mencapai 700 ribu hektar.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution menyatakan peremajaan karet rakyat perlu segera dilakukan. Sebab, sebagian tanaman sudah tidak produktif dengan usia lebih dari 25 tahun, produktivitas rendah, dan dalam kondisi tanaman yang rusak.
Menurut catatannya, luas perkebunan karet di Indonesia pada 2017 mencapai 3,66 juta hektar dengan kemampuan produksi sebesar 3,68 juta ton dan produktivitas 1,19 ton/hektar.
(Baca: Ini Strategi Pemerintah Mendongkrak Harga Karet)
Perkebunan karet Indonesia saat ini 85% di antaranya didominasi oleh perkebunan rakyat. Karet merupakan salah satu andalan ekspor yang berkontribusi besar terhadap devisa negara. Volume ekspor mencapai 2,99 juta ton dengan nilai US$ 5,10 milar.
“Peremajaan tersebut merupakan salah satu strategi jangka panjang untuk menjaga produktivitas dan stabilitas harga karet. Ini juga merupakan tindak lanjut kesepakatan tiga negara International Tripartite Rubber Council/ITRC ,” ujar Darmin dalam keterangan resmi, Selasa (2/7).
Ke depan, model peremajaan karet menurutnya akan diarahkan melalui pola integrasi dengan tanaman lain, seperti kopi, kakao, cabai dan sebagainya yang disesuaikan dengan keunggulan lokal masing-masing wilayah. Dengan demikian dalam satu hektar lahan, 60% di antaranya akan diisi oleh tanaman karet dan 40% tanaman lainnya.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman menuturkan bahwa untuk pelaksanaan peremajaan karet, hal lain yang juga penting adalah penyediaan benih unggul bermutu dengan produktivitas dua kali lebih tinggi dibanding produktivitas saat ini.
(Baca: Pemerintah Upayakan Dongkrak Harga Karet untuk Para Petani)
“Produksi dan penyediaan benih tersebut salah satunya akan dilakukan melalui program BUN500 (Benih Unggul Perkebunan 500 juta batang 2020-2024) di Kementerian Pertanian dan program perbenihan lainnya,” kata Amran.
Pada program BUN500 selama periode 2020-2024, produksi dan penyediaan benih karet, kopi dan kakao masing-masing ditargetkan 143 juta batang, 163 juta batang, dan 157 juta batang. Benih tersebut akan dialokasikan untuk peremajaan di sentra produksi karet, diantaranya Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jambi, Lampung, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Sulawesi Tengah.
(Baca: Kementan Siapkan Rp 47 Miliar untuk Peremajaan Karet)
Sementara Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Musdhalifah Machmud menyatakan, peremajaan karet rakyat ini juga akan dikembangkan secara terintegrasi dengan pemanfaatan kayu karet untuk industri kayu.
“Hal ini diproyeksikan dapat menambah pendapatan petani antara Rp10-30 juta/ha dari hasil penjualan kayu tersebut,” kata Musdhalifah.