Produksi November-Desember Turun, Harga Sawit Berpotensi Naik

ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
Penulis: Michael Reily
Editor: Ekarina
12/12/2018, 20.41 WIB

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) berharap penurunan produksi minyak kelapa sawit pada bulan November dan Desember mampu mengerek harga jual  sawit di pasar internasional. Dengan menurunnya stok produksi, maka diharapkan harga jual sawit menjadi sedikit membaik. 

Ketua Umum Gapki Joko Supriyono menyatakan faktor harga internasional bergantung situasi perdagangan global. "Kita lihat faktor fundamentalnya,  supply dan demand," kata Joko di Jakarta, Rabu (12/12).

Joko mengatakan, penurunan produksi sawit pada bulan November dan Desember  disebabkan oleh faktor cuaca seiring dengan meningkatnya curah hujan. Sehingga, dengan stok yang berkurang  seharusnya secara otomatis akan mengerek harga jual.

Selain itu, kebijakan relaksasi pungutan ekspor yang tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 152 Tahun 2018 tentang tarif layanan BPDP kelapa sawit juga diharapkan bisa membantu mengurangi stok. "Sehingga setidaknya ada margin tambahan yang dinikmati produsen, sehingga pengusaha bisa jual lebih banyak secara volume," ujarnya.

(Baca: Harga CPO Anjlok, Pemerintah Bebaskan Sementara Pungutan Ekspor Sawit)

Namun, dia belum bisa memastikan besaran kenaikan harga karena mesti melihat tren penurunan produksi. Gapki juga masih akan mengevaluasi data produksi sampai bulan November. Sebab, kinerja ekspor juga harus harus dihitung untuk memastika ketersediaan pasokan.

Halaman:
Reporter: Michael Reily