Mentan Klaim Wilayah yang Mengalami Defisit Beras Mulai Berkurang

ANTARA FOTO/Saiful Bahri/foc.
Petani memanen padi yang rebah akibat angin kencang di Desa Tanjung, Pamekasan, Jawa Timur, Minggu (3/5/2020). Kementan klaim defisit beras di beberapa wilayah mulai berkurang.
Penulis: Ekarina
5/5/2020, 08.07 WIB

Sementara itu, perkiraan produksi dari hasil panen April mencapai 5,4 juta ton, berdasarkan data Kerangka Sampling Area (KSA) oleh BPS. Dengan kebutuhan sebesar 2,5 juta ton, stok beras pada April mengalami surplus sebesar 2,9 juta ton.

Dengan demikian, neraca beras pada akhir April mengalami surplus sebesar 6,35 juta ton, dengan memperhitungkan stok beras, produksi panen dan kebutuhan konsumsi.

(Baca: Perbaikan Jalur Distribusi, Solusi Penuhi Kebutuhan Pangan)

Mentan menambahkan kelancaran distribusi menjadi kunci untuk menjaga ketersediaan stok beras. Selain itu, pandemi Covid-19 juga menyebabkan anomali harga beras tinggi, padahal petani sudah memasuki panen raya.

Hal ini menurutnya disebabkan tingginya permintaan beras saat masa pandemi melalui pemberian bantuan sosial menyebabkan kebutuhan beras menjadi sulit diperkirakan.

" Ada beberapa yang disampaikan BIN (Badan Intelijen Negara), kenaikan itu dipicu pembelian beras untuk kegiatan sosial kurang lebih 500.000 ton pada seminggu terakhir," ujarnya.

Halaman:
Reporter: Antara