Korporasi Keuangan Internasional atau International Finance Corporation (IFC), anggota dari Grup Bank Dunia, menyatakan komitmennya berinvestasi US$ 300 juta atau sekitar Rp 4,3 triliun untuk perusahaan yang bergerak di sektor pariwisata Indonesia. Komitmen itu bakal masuk pada tahun pajak antara Juli 2019 hingga Juni 2020.
Namun, IFC belum bisa memberitakan perusahaan penerima investasi . "Target sebesar US$ 300 juta sudah siap untuk investasi kepada perusahaan yang melakukan operasi pengembangan bisnis pariwisata di Indonesia," kata Country Manager IFC untuk Indonesia, Malaysia, dan Timor Leste, Azzam Khan, melansir DealStreetAsia, Kamis (23/5).
IFC juga telah menyetujui pinjaman senilai US$ 10 juta kepada perusahaan kapal mewah Aqua Expeditions asal Singapura. Dana pinjaman tersebut akan digunakan untuk ekspansi wilayah wisata di Indonesia.
Aqua Expeditions bakal menambah kapal untuk menawarkan jasa pelayaran di timur Indonesia. Rute yang bakal mereka lewati adalah Ambon, Raja Ampat, Maumere, Pulau Komodo, dan Labuan Bajo. Sebagian besar merupakan pengembangan pariwisata utama.
Kementerian Pariwisata memang secara aktif mendorong 10 Bali Baru dengan empat wilayah super prioritas. Target menargetkan pendapatan devisa tahun ini mencapai US$ 20 miliar. Tahun lalu, realisasi devisa dari pariwisata telah mencapai US$ 16,1 miliar.
(Baca: Tingkatkan Wisata dan Destinasi Digital, Menpar Usulkan Bentuk KEK)
Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Erick Thohir menyatakan Indonesia memiliki potensi wisata olahraga dan kebudayaan. Dengan luas wilayah yang besar dari Sabang sampai Merauke, Indonesia memiliki ragam perbedaan unik.
Ditambah lagi dengan pembangunan sirkuit MotoGP di kawasan Mandalika, Nusa Tenggara Barat, yang diharapkan bisa menjadi nilai tambah Indonesia sebagai kandidat tuan rumah Olimpiade 2032. Dengan begitu, Indonesia memiliki potensi wisata olahraga dan kebudayaan yang tidak kalah dengan negara tetangga, seperti Thailand dan Malaysia.
"Mereka menjual wisata olahraga dan kebudayaan yang kita juga punya," ujarnya di Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu (22/5).
Di sisi lain, Indonesia juga memiliki nilai tambah untuk menawarkan kepada wisatawan mancanegara bermacam nilai yang ada di Tanah Air. Salah satunya adalah wisata halal. Global Muslim Travel Index (GMTI) melaporkan Indonesia berhasil menyusul Malaysia sebagai destinasi terbaik wisata halal dunia.
"Kami melihat kesempatan ini tidak hanya sebagai penyelenggara, tapi juga bagaimana mengaitkan dengan investasi ke depan," katanya.