Resep Olympic Mempertahankan Bisnis selama Tiga Dekade

Olympicfurniture.co.id
Ilustrasi produk meja belajar Olympic Furnitur, brand yang sudah berdiri 35 tahun di industri furnitur rumah.
Penulis: Ekarina
28/10/2020, 10.15 WIB

Kekuatan Nilai Merek dan Produk 

Sementara itu, Ikatan Alumni Prasetiya Mulya (IKAPRAMA) Branding Club, Trihadi Pudiawan Erhan menilai keberhasilan Olympic bertahan menjadi brand legendaris dipengaruhi oleh konsistensi dan mendeliver value sesuai keinginan konsumen.

Menurutnya, menjaga konsistensi cukup sulit, terlebih dengan perkembangan saat ini dengan banyaknya kompetitor yang  membuat berbagai macam produk . "Kalau valuenya tidak kuat, mereka cuma jadi brand musiman yg terkenal saat laku. Kunci lain keberhasilan Olympic juga ada di kekuatan distribusinya. Produknya tersedia dimana-mana," kata Trihadi dalam diskusi yang sama. 

Bicara mengenai strategi pemasaran mereka ke digital juga dianggap tepat karena  bisa menjangkau pasar lebih luas dari pangsa pasar terbesarnya saat ini di daerah. Olympic juga diharapkan bisa mengisi gap masyarakat, yakni menyediakan furnitur dengan model terkini dengan harga bersahabat.

 "Dari sini ada pelajaran, bagaimana Olympic memiliki value yang sangat kuat, tapi fleksibel menegikuti perkembangan jaman sehingga menjadi merej jangka panjang. Mereka eksis di satu lini dan menambah lini lain seperti lewat Olymplast dan Olym furniture ," ujarnya. 

Industri furnitur saat ini diniai cukup prospektif dan berkembang di pasar luar negeri. Kementerian Perindustrian mencatat, industri furnitur termasuk dalam lima industri dengan nilai pertumbuhan terbesar pada 2019, yaitu sebesar 8,35%. Nilai ekspor industri furnitur meningkat hingga sebesar US$ 1,95 miliar pada 2019 atau tumbuh 14,6% dari 2018.

Di Asia, Indonesia menduduki posisi ke lima setelah Tiongkok, Vietnam, Malaysia dan China Taipei. Pemerintah terus berupaya mendorong peningkatan daya saing sektor furnitur dengan berbagai terobosan.

“Secara nasional Kemenperin telah menyusun strategi untuk peningkatkan ekspor industri furnitur dan kerajinan,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (Dirjen IKMA) Kemenperin, Gati Wibawaningsih dalam keterangan resmi.

Menurut Gati, upaya yang dilakukan yakni melalui pemenuhan kebutuhan bahan baku dan penolong di industri manufaktur lewat pembangunan material center untuk kontinuitas ketersediaan bahan baku yang berkualitas. Kemenperin juga mendorong ketersediaan sumber daya manusia (SDM) bidang furnitur yang unggul melalui pendirian politeknik industri furnitur dan pengolahan kayu.

Sedangkan untuk promosi, pihaknya juga memfasilitasi pameran baik di dalam negeri maupun di luar negeri. "Saya sangat berharap industri furnitur dan kerajinan terus melakukan inovasi dan selalu melakukan eksplorasi kekayaan budaya nasional serta mengikuti tren pasar global. Inovasi akan meningkatkan nilai tambah dan daya saing suatu produk,” ujar Gati.

Halaman: