Sritex Ekspor Seragam Militer Filipina di Masa Pandemi

sritex.co.id
Seorang pekerja menjahit pakaian militer di pabrik Sritex. Perusahaan mendapat pesanan ekspor seragam militer ke Filipina.
Penulis: Ekarina
15/12/2020, 11.52 WIB

"Tiga minggu sejak awal Covid-19 atau pada Maret lalu, 45 juta masker berhasil didistribusikan," katanya.

Lalu pada Mei,  Sritex mulai memproduksi APD sesuai standar WHO dan gencar mempromosikan produknya melalui channel digital. 

"Pandemi mau tidak mau membuat kami beradaptasi dan belajar soal digital. Sekarang dengan inovasi ini, distribusi produk pakaian jadi langsung ke konsumen, kami punya situs penjualan bernama Tokosritex.com," ujarnya.

Hingga kuartal III 2020, Sritex membukukan penjualan US$ 895,07 juta naik 1,13% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Perusahaan tekstil lainnya, PT Pan Brothers Tbk (PBRX) mendapat tambahan pesanan produksi pakaian dari lima brand global baru pada 2021. Ekspansi ini diharapkan berdampak terhadap peningkatan kinerja perusahaan tahun depan.

Wakil Presiden  Direktur Pan Brothers, Anne Patricia Susanto mengatakan, tambahan order merek baru ini sebagian akan mulai direalisasikan pada triwulan I 2021.

"Tahun ini kita ada dua brand masuk Lululemon dan Foreten. Tahun depan akan ada empat sampai lima tambahan brand baru. Nanti kalau sudah delivery, akan kami umumkan namanya," kata Anne dalam paparan publik virtual, Rabu (3/12).

Proses penjajakan atau feasibility study menurutnya sudah dilakukan sejak tahun lalu, termasuk proses uji coba. Saat ini, divisi garmen perseroan sudah memproduksi pakaian dari berbagai brand ternama dunia, seperti Uniqlo, Adidas, The North Face, Prada, IKEA, Lacoste, Ralph Lauren dan sebagainya.

Garmen atau pakaian produksi Pan Brothers sudah diekspor ke sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Eropa, Kanada, Australia, Asia (Tiongkok, Singapura dan Jepang).

Pada tahun depan, dia memperkirakan penjualan perseroan naik 10-15% dari tahun ini. Hingga kuartal III 2020, Pan Brothers mencatat penjualan US$ 523 juta, turun dibanding periode yang sama tahun lalu US$ 665 juta. Kontribusi penjualan datang dari pasar dalam dan luar negeri, terlebih ada beberapa buyer eksisting dan buyer baru menambah pesanan pakaian di pabrik perusahaan.

Alhasil, pada 2021, Pan Brothers akan menambah kapasitas produksi pabrik garmennya dari yang semula 117 juta potong per tahun menjadi 130 juta potong per tahun.

Namun, untuk produksi alat pelindung diri (APD) serta masker tahun depan, menurutnya jumlahnya akan berkurang. Ini dikarenakan, jumlah APD tahun ini lebih besar karena tahun ini Indonesia baru memulai tahun pandemi, sehingga kebutuhan APD sangat tinggi.

Sedangkan tahun depan, dengan rencana pemerintah mendistribusikan vaksin, diperkirakan kebutuhannya lebih rendah. "Dalam growth plan, APD dan Masker di tahun depan mungkin hanya 30-40% dari kapasitas," katanya.

Industri tekstil merupakan salah satu dari lima sektor yang mengalami penurunan aktivitas selama pandemi corona. Menurut data Bank Indonesia (BI), sektor tekstil-barang kulit-alas kaki memiliki nilai Indeks Manufaktur (Prompt Manufacturing Index/PMI) sebesar 47,2%.

PMI adalah indikator yang menggambarkan situasi industri pengolahan saat ini dan prediksi pada periode selanjutnya. Ambang batas PMI sebesar 50%, di atas angka tersebut maka sektor berekspansi. Sebaliknya, berada di bawah 50% berarti sektor mengalami kontraksi.

Halaman: