Lazada Indonesia akan membawa produk dari Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Indonesia untuk diekspor ke 5 negara tahun ini. Saat ini, Lazada merupakan wadah bagi 65 ribu penjual yang didominasi oleh UKM.
Chief Marketing Officer (CMO) Lazada Indonesia Achmad Alkatiri menyatakan, program ekspor tersebut merupakan hasil diskusi dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf).
"Ini untuk UKM yang memproduksi sendiri. Mereka akan bisa jualan di enam negara lazada. Semoga tahun ini," kata dia saat konferensi pers di Agro Plaza, Jakarta, Rabu (17/1). Keenam negara tersebut adalah Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, dan Filipina.
Achmad pun mengakui bahwa selama ini produk yang dijual di Lazada merupakan hasil impor. "Sebagian besar seller ini ambil barang dari luar, jadi bukan Lazada yang impor. Dia (penjual) beli dari pemasok yang barangnya bukan produk lokal," ujarnya.
(Baca juga: Bisnis Digital di Indonesia Masih Dilirik Investor Asing)
Hanya, untuk menuju pasar ekspor, yang perlu diperhatikan adalah kesiapan UKM itu sendiri untuk menghasilkan produk yang cukup banyak, dengan kualitas yang terjaga. “UKM harus produksi barangnya dalam skala besar," ujar dia.
Lazada pun telah menggelar program bertajuk Upgrade UKM untuk memajukan industri kecil di daerah. Tahun lalu, program ini dilakukan di 11 kota dan mampu menjaring 1.500 UKM. Pada tahun ini Lazada akan mengunjungi 29 kota untuk mengembangkan program ini.
Sementara, Achmad mengklaim, kesiapan platformnya sudah mencapai 70% untuk bisa memasarkan produk UKM Indonesia ke 5 negara tetangga. Sisanya hanya hal-hal teknis, seperti bahasa yang digunakan dalam aplikasi.
(Baca juga: Ditopang Alibaba, Lazada dan Tokopedia Dominasi Pasar E-Commerce 2017)
Saat ini, Lazada pun telah mengembangkan personalisasi aplikasi. Dengan demikian, aplikasi Lazada akan menampilkan produk dan promo yang berbeda untuk setiap pengguna.
Dengan algoritma khusus, aplikasi Lazada akan mengenali perilaku pengguna dari sejarah transaksi maupun produk-produk yang pernah dilihatnya. Misalnya, aplikasi Lazada pada ponsel fashionista akan lebih banyak menampilkan item fesyen terkini. Sementara pada aplikasi milik geek akan menampilkan lebih banyak gadget canggih.
Dengan teknologi ini, Lazada kian optimistis jumlah transaksi dan pengunjung pada platformnya akan terus meningkat. "Sekarang sudah enam digit jumlah ordernya, dengan pertumbuhan dua digit secara bulanan,” ujarnya.