BRI Salurkan Kredit UKM untuk 200 Ribu Penjual Bukalapak

Donang Wahyu | Katadata
Penulis: Michael Reily
Editor: Pingit Aria
28/11/2017, 19.54 WIB

Bank Rakyat Indonesia (Persero) bakal memberikan fasilitas kredit untuk lebih dari 200 ribu Usaha Kecil Menengah (UKM) penjual e-commerce di Bukalapak. Kesepakatan ini diteken untuk meningkatkan potensi UKM yang menjadi bisnis utama kedua pihak.

Direktur Kelembagaan BRI Sis Apik Wijayanto menyatakan, target minimal penyaluran kredit adalah 10% dari total penjual yang ada di Bukalapak. “BRI mendukung akselerasi ekonomi digital Indonesia dengan para pelaku e-commerce di Indonesia,” kata Sis saat penandatanganan nota kesepahaman di Gedung BRI, Jakarta, Selasa (28/11).

Tercatat, Bukalapak memiliki 2 juta penjual yang mayoritas merupakan UKM. Sehingga, Sis menggap kerja sama kedua pihak merupakan langkah strategis. Pasalnya, 75% dari pendanaan BRI memang ditujukan untuk UKM.

Sis mengungkapkan, target kredit UKM pada 2017 mencapai Rp 71,2 triliun. BRI juga sudah menyumbangkan kontribusi pembiayaan untuk UKM sekitar Rp 60 triliun hingga Oktober 2017.

(Baca juga: Dorong Ekspor UKM, Lazada Kembangkan Logistik Asia Tenggara)

Menurutnya, bantuan bakal segera diberikan kepada penjual yang telah memiliki kualitas Grade A atau B di Bukalapak. BRI pun menunggu laporan dari Bukalapak sehingga bisa menilai Sistem Pendukung Keputusan (SPK) pembiayaan kredit.

“Kami bakal berikan untuk penjual yang data transaksinya baik, kualitas barang jualan bagus, dan manajemennya rapih,” kata Sis. Ia menyebut pemberian bantuan kredit tetap akan disalurkan jika jumlah penjual melebihi target.

Sementara, Chief Executive Officer Bukalapak Achmad Zaky menyatakan sinergi dengan perbankan tetap dibutuhkan dalam digitalisasi. Menurutnya, fungsi perbankan sekarang jadi cash management atau credit scoring. Sedangkan Bukalapak di posisi customer facing karena melakukan perdagangan langsung dengan pembeli.

“Perdagangan digital kalau ditambahkan sistem keuangan yang baik, bisa jadi lebih kuat lagi,” ujar Zaky.

Nantinya, Bukalapak juga akan mendidik nasabah BRI sekaligus pelaku UKM yang masih menjual barang dagangan secara konvensional untuk masuk ke ekosistem digital. Sehingga, jumlah UKM yang ada di Bukalapak juga semakin meningkat.

(Baca juga: BCA Salurkan KUR bagi Penjual di Lazada)

Selain pembiayaan, kerja sama juga untuk sistem pembayaran juga disepakati kedua pihak. BRI menyediakan fasilitas perbankan kepada Bukalapak yang meliputi virtual account, pembayaran elektronik, sistem manajemen pembiayan, dan jasa perbankan lainnya.

Akun virtual dapat digunakan pembeli untuk transaksi pembayaran dalam jaringan BRI dan bank lain, sementara pembayaran elektronik jadi sarana pembayaran online yang praktis dan aman dengan e-banking. Layanan BRI bakal diintegrasikan ke sistem metode pembayaran yang ada di Bukalapak.

Zaky mengaku pembayaran via transfer perbankan menjadi pilihan utama pembeli dengan porsi mencapai 50%. Sisanya adalah kartu kredit, cicilan, dan Bukadompet.

Namun, pembayaran via transfer perbankan juga memiliki tingkat pembatalan yang tinggi sampai 50%. Alasannya, pembeli berubah pikiran dan butuh perjalanan untuk datang ke mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM).

Oleh karena itu, Zaky yakin teknologi pembayaran yang instan seperti direct debet dalam pembayaran elektronik dan akun virtual yang instan bakal meningkatkan jumlah transaksi Bukalapak.

“Kalau kita mempermudah pembeli dan memberikan sistem pembayaran digital bisa meningkatkan potensi transaksi sebesar 20-30%,” ujarnya.

Untuk menjalankan sistem pembayaran, Bukalapak telah bekerja sama dengan lima bank yaitu BCA, BNI, BRI, Bank Mandiri, dan Bank Syariah Mandiri. Zaky menjelaskan, BRI merupakan bank kedua yang paling banyak digunakan oleh pengguna Bukalapak. Saat ini, pengguna Bukalapak sudah mencapai 13 juta akun.

Reporter: Michael Reily