Perusahaan e-commerce Bukalapak menggaet HappyFresh untuk menyediakan bahan pokok. Bukalapak bersaing ketat dengan Tokopedia, Shopee, dan Blibli yang juga berfokus menjual bahan pangan selama pandemi corona.
Melalui kerja sama itu, Bukalapak menyediakan fitur Groceries HappyFresh. “Seluruh pengguna sekarang dapat berbelanja di grocery stores pilihan mereka dengan tetap menjalankan protokol kesehatan”, ujar Director of Fintech, Payment and Virtual Products Bukalapak Victor Lesmana dikutip dari siaran pers, Senin (13/7).
HappyFresh merekrut personal shoppers untuk memilih produk. Saat ini, perusahaan telah bekerja sama dengan lebih dari 150 supermarket dan toko khusus.
(Baca: Peta Persaingan Gojek, Grab & E-Commerce di Pesan Antar Bahan Makanan)
Layanannya tersedia di Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi, Bandung, Surabaya dan Malang. “Pengguna Bukalapak sekarang dapat berbelanja bahan makanan dan kebutuhan sehari-hari yang praktis dan aman,” kata Managing Director HappyFresh Indonesia Filippo Candrini.
Namun, Bukalapak akan bersaing ketat dengan startup e-commerce lain yang juga berfokus menjajakan bahan pokok. Sebab, pembelian bahan pangan meningkat selama pandemi virus corona, sebagaimana tecermin pada bagan Databoks di bawah ini:
Di satu sisi, masyarakat juga mulai berbelanja secara online guna meminimalkan potensi penularan virus penyebab Covid-19. Sebagaimana terlihat pada Databoks di bawah ini, layanan e-commerce paling sering digunakan selama pandemi.
Bukalapak pun mencatatkan kenaikan transaksi bahan pokok 3,5 kali lipat selama pandemi. Tokopedia juga mencatat, makanan siap masak dan bahan pangan merupakan produk yang paling banyak dicari di platform.
(Baca: Alasan Gojek dan Grab Serius Garap Bisnis Cloud Kitchen Saat Pandemi)
Sedangkan Shopee mencatatkan peningkatan transaksi produk kebutuhan pokok dan makanan empat kali lipat. Perusahaan asal Singapura ini pun merilis fitur khusus makanan, Shopee Food.
Blibli juga semakin serius mengembangkan fitur grocery, karena penjualan bahan pangan melonjak. Peningkatan ini sejalan dengan perubahan pola konsumsi masyarakat selama pandemi, seperti terlihat pada Databoks berikut:
Ketua Asosiasi Modal Ventura Untuk Startup Indonesia (Amvesindo) Jefri R Sirait mengatakan, pandemi corona membuat pola perilaku konsumen berubah. Mereka menjadi lebih sering menggunakan layanan online.
Perusahaan teknologi pun semakin jeli memilah layanan mana saja yang trennya bertahan atau naik di tengah pandemi ini. "Persaingan menurut saya hal yang wajar. Dalam kompetisi, kualitas menjadi hal yang penting," ujar Jefri kepada Katadata.co.id, pada akhir Juni lalu.
(Baca: Makanan Siap Masak di Tokopedia, Shopee, Gojek Diminati Saat Pandemi)