Masyarakat di banyak negara semakin sering berbelanja online selama pandemi corona. Facebook melihat kondisi ini sebagai peluang, sehingga memperkuat fitur perdagangan online di platform-nya, termasuk Instagram.
Perusahaan asal Amerika Serikat (AS) itu menyediakan toko online di Facebook dan Instagram sejak Mei lalu. Fitur ini diperbarui, sehingga pelaku usaha bisa mendesain toko, mengelola pesanan, dan mendapatkan insight dari transaksi.
Raksasa teknologi itu juga memperkenalkan fitur yang memudahkan konsumen mencari toko online di aplikasi, yang diberi nama Facebook Shop.
Alat (tools) itu memungkinkan pelanggan menelusuri barang yang ingin dibeli, dan menandai produk favorit. Namun, fitur ini baru diuji coba di AS.
“Kami ingin mempermudah orang-orang berbelanja dan memberdayakan siapa saja, mulai dari pengusaha hingga pemegang merek (brand) terbesar, untuk menggunakan aplikasi kami,” kata Facebook dikutip dari situs resminya, kemarin (25/8).
Dalam beberapa pekan ke depan, semua penjual di AS dapat menggunakan fitur pembayaran di Instagram. Langkah ini akan semakin mempermudah konsumen membeli produk hanya dengan beberapa klik, tanpa keluar dari aplikasi.
Hanya saja, fitur itu tersedia bagi pedagang yang menggunakan layanan manajer niaga dari Facebook, Shopify dan BigCommerce. “Kami akan segera mendukung lebih banyak mitra,” kata perusahaan.
Facebook juga menggratiskan biaya penjualan untuk bisnis hingga akhir tahun ini. Keringanan diberikan karena banyak sektor terpukul pandemi virus corona.
Tak hanya itu, Facebook menyediakan fitur pesan yang memungkinkan konsumen bertanya kepada penjual melalui Messenger, WhatsApp, atau Instagram Direct. Perpesanan itu dapat di automasi.
Pelanggan dapat melihat produk langsung di dalam obrolan. Layanan ini juga memudahkan untuk berbagi produk dengan teman dan keluarga. “Kami sedang menguji fitur ini di Messenger dan Instagram Direct sekarang, dan akan segera mengujinya di WhatsApp,” ujar Facebook.
Pada Juli lalu, perusahaan meluncurkan Live Shopping di Instagram. Fitur ini memungkinkan pengguna melihat produk yang ingin dibeli secara real-time. Ini juga tersedia di Facebook.
Facebook pun bersaing dengan e-commerce melalui penguatan fitur-fitur tersebut. Hal ini seiring dengan semakin banyaknya masyarakat yang berbelanja online. Facebook mencatat, sekitar 85% penduduk dunia beralih ke belanja online akibat pandemi Covid-19.
"Itulah mengapa kami menciptakan cara baru bagi orang-orang untuk berbelanja di aplikasi,” kata Facebook.