Lazada Gaet Chilibeli, Persaingan E-Commerce Jual Sembako Makin Ketat

ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/aww.
Ilustrasi, penjual sayuran dan buah menggunakan masker dan alat pelindung wajah saat melayani pembeli di pasar tradisional Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (4/6/2020).
3/9/2020, 19.18 WIB

Perusahaan e-commerce, Lazada menggandeng startup perdagangan berbasis komunitas (social commerce), Chilibeli untuk menjangkau lebih banyak konsumen. Aksi korporasi itu memperketat persaingan di industri ini dalam memasarkan  bahan pokok di tengah pandemi corona.

Platform Chilibeli berfokus menjual bahan pokok, seperti sayuran, daging, dan lainnya. Melalui kolaborasi ini, Chilibeli hadir di kanal LazMall di platform Lazada sejak Juni lalu.

“Tidak hanya dapat menjangkau lebih banyak konsumen, kami juga, secara tidak langsung, dapat terus memberdayakan banyak mitra petani dan peternak Chilibeli," kata EVP of FMCG Category Lazada Indonesia Bobby Gandasaputra dikutip dari siaran pers, Kamis (3/9).

Lazada mendapatkan keuntungan dari sisi jaminan kualitas dan keamanan produk pangan. Ini mengingat Chilibeli mempunyai armada pengiriman (delivery fleet) yang dilengkapi dengan hand sanitizer dan masker, sesuai dengan protokol kesehatan.

Delivery fleet Chilibeli juga menyediakan ice gel untuk menjamin kesegaran produk pangan saat diterima konsumen.

Sedangkan Chilibeli mendapatkan akses ke ratusan konsumen baru. Perusahaan mencatat, pesanan meningkat lebih dari 1.500 dalam tiga bulan terakhir, atau sejak bermitra dengan Lazada.

"Chilibeli bergabung dengan Lazada untuk memberikan akses lebih mudah bagi pelanggan," kata Commercial Manager B2C Chilibeli Fintia.

Di satu sisi, bahan pokok dan bahan makanan baik kemasan maupun segar, tengah diminati saat pandemi virus corona. Hal ini tecermin pada Databoks di bawah ini:

Berdasarkan riset Facebook dan Bain & Company, penjualan bahan pokok melonjak drastis selama pandemi Covid-19. Sekitar 35-43% konsumen digital membeli bahan makanan kemasan, bahan makanan segar, dan minuman non-alkohol.

Konsumen yang membeli bahan makanan secara online meningkat hingga 8,4 kali selama April-Juni. Sedangkan penjualan minuman non-alkohol melonjak 6,6 kali.

Peningkatan permintaan juga dialami layanan e-commerce, sebagaimana terlihat pada Databoks di bawah ini:

Hal itu mendorong banyak e-commerce seperti Tokopedia,  Shopee, dan Bukalapak memperkuat pemasaran bahan pokok di platform-nya. Bukalapak menyediakan fitur Groceries HappyFresh pada Juli lalu.

"Seluruh pengguna sekarang dapat berbelanja di grocery stores pilihan mereka dengan tetap menjalankan protokol kesehatan”, ujar Director of Fintech, Payment and Virtual Products Bukalapak Victor Lesmana, Juli (13/7) lalu.

Bukalapak mencatatkan kenaikan transaksi bahan pokok 3,5 kali lipat selama pandemi. Tokopedia juga mencatat, makanan siap masak dan bahan pangan merupakan produk yang paling banyak dicari di platform.

Sedangkan Shopee mencatatkan peningkatan transaksi produk kebutuhan pokok dan makanan empat kali lipat. Perusahaan asal Singapura ini pun merilis fitur khusus makanan, Shopee Food.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan