Raksasa teknologi asal Amerika Serikat (AS), Google dan perusahaan investasi berbasis di Singapura, Temasek Holdings dikabarkan menyuntikkan modal di unicorn e-commerce, Tokopedia. Sumber Bloomberg menyebutkan nilainya US$ 350 juta (Rp 5,1 triliun), sementara DealStreetAsia US$ 800 juta (Rp 11,7 triliun).
Pada Juli lalu, Bloomberg melaporkan bahwa target awal pendanaan sekitar US$ 500 juta hingga US$ 1 miliar. Namun, “Google dan Temasek Holdings sepakat untuk menginvestasikan sekitar US$ 350 juta,” demikian kata sumber yang enggan disebutkan namanya, dikutip dari StraitsTimes, Senin (26/10).
Meski begitu, Tokopedia kemungkinan masih mencari lebih banyak investor.
Sumber Bloomberg juga mengatakan, Google dan Temasek dapat menandatangani perjanjian pendanaan itu sesegera mungkin. “Suntikan dana itu untuk membiayai ekspansi Tokopedia pasca-Covid-19,” demikian dikutip.
Sedangkan sumber DealStreetAsia mengatakan, Temasek menyuntik modal Tokopedia US$ 500 juta atau Rp 7,3 triliun. Sedangkan Google dan lainnya US$ 300 juta atau Rp 4,4 triliun.
Namun, sumber Tech In Asia mengatakan bahwa nilai investasinya bukan US$ 800 juta. “Benar-benar salah,” demikian dikutip, akhir pekan lalu (23/10). Akan tetapi, ia tidak memerinci besarannya.
Kendati besaran dananya berbeda-beda menurut sumber, Tokopedia digadang-gadang bakal menjadi decacorn atau startup dengan valuasi US$ 10 miliar, menyusul Gojek. Valuasinya sebelum memperoleh pendanaan tersebut dikabarkan US$ 7,5 miliar.
Katadata.co.id sudah mengonfirmasi kabar tersebut kepada Tokopedia pada akhir pekan lalu (23/10). Namun, belum ada tanggapan hingga berita ini dirilis.
Pada Juli lalu, sumber Bloomberg yang mengetahui rencana pendanaan itu mengatakan bahwa SoftBank Vision Fund berdiskusi dengan Tokopedia terkait investasi. Unicorn nasional itu juga disebut-sebut mengadakan pembicaraan dengan Facebook, Microsoft, dan Amazon.
Ia juga menyampaikan, Google dan Temasek merupakan investor yang paling aktif bernegosiasi dengan Tokopedia.
Sedangkan pada Februari lalu, Nuraini mengatakan bahwa Tokopedia membidik investor yang bisa memberikan nilai tambah, seperti Alibaba, SoftBank, dan Sequoia Capital. "Tidak hanya soal uang, tetapi juga best practice-nya. Bagaimana penerapan teknologi atau bisnis dari Alibaba di tempat lain misalnya," ujar dia, pada awal tahun (19/2).
Oleh karena itu, ketika perusahaan menemukan investor yang cocok dan bisa memberikan nilai tambah, maka bakal melakukan pendanaan. "Itu merupakan saat yang tepat bagi kami untuk menambah partner (investor)," ujar Nuraini.
Sebelumnya, CEO Tokopedia William Tanuwijaya juga berharap bisa menarik investor baru sebelum menawarkan saham perdana (Initial Public Offering/IPO) di dua bursa yakni Indonesia dan negara lain. Meski tidak mengungkapkan persis waktunya, Tokopedia disebut-sebut akan IPO pada 2023.