Mayoritas Aduan Konsumen E-Commerce soal Penipuan dan Peretasan Akun

ANTARA FOTO/APRILLIO AKBAR
Ilustrasi, warga memilih barang-barang belanjaan yang dijual secara daring di Jakarta, Kamis (18/7/2019).
27/10/2020, 13.16 WIB

Ia berharap konsumen melaporkan kendala kepada penyelenggara e-commerce terlebih dulu. Jika tidak ada tindakan atau hasil, baru melapor ke BPKN.

Meski begitu, aduan dari konsumen e-commerce hanya 8,6% dari total 3.535 laporan. Paling banyak terkait perumahan, yakni 2.464 atau 69,72%.

Pada kesempatan yang sama, Chief Customer Care Officer Lazada Indonesia Ferry Kusnowo mengatakan bahwa belanja online menjadi alternatif utama konsumen saat pandemi virus corona. "Namun, masih banyak konsumen yang belum memahami belanja online yang aman dan benar seperti apa," kata dia.

Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, Lazada memperkuat sistem keamanan. Selain itu, mengingatkan konsumen untuk tetap waspada.

"Beberapa bulan ini agak rentan penyalahgunaan akun. Jadi yang paling utama yakni menjaga password dan kode OTP, tidak diberikan kepada siapapun, termasuk oknum yang mengatasnamakan Lazada atau penjual," kata Ferry.

Di samping itu, ia berjanji untuk terus memastikan kualitas produk yang dijual di Lazada. Selain itu, menjamin deskripsi barang di platform sesuai dengan yang diterima oleh konsumen.

"Kami juga memantau penjual. Jika ada harga yang tidak normal, kami akan bersihkan. Hubungi penjual untuk menurunkan harganya,” ujar dia. Selain itu, memberikan sanksi kepada penjual yang memberikan deskripsi berbeda dengan barang aslinya.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan