Survei KIC:Generasi Z Makin Banyak Adopsi Layanan Digital Kala Pandemi

Katadata
Hasil survei Katadata Insight Center (KIC) yang dirilis Rabu (2/6), Generasi Z semakin banyak mengadopsi layanan digital kala pandemi Covid-19.
Penulis: Pingit Aria
2/6/2021, 17.32 WIB

Pandemi Covid-19 telah meningkatkan penggunaan layanan digital untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, terutama pada Generasi Z. Hasil survei Katadata Insight Center (KIC) menunjukkan, konsumsi layanan digital ini mencakup belanja online (e-commerce), layanan pesan-antar makanan (food delivery), dan layanan pengantaran sembako.

Survei KIC dilakukan secara online terhadap 1.146 responden antara 13 - 18 April 2021. Survei ini melibatkan responden berusia 18-29 tahun dari Jabodetabek, Surabaya, Medan, Bandung, Makassar, Semarang, Denpasar, dan Yogyakarta. Sebanyak 82% responden berusia 18-26 tahun atau dikenal dengan Generasi Z.

Menurut sensus Badan Pusat Statistik (BPS), Generasi Z merupakan segmen terbesar di Indonesia yang mencakup 27,94% dari total penduduk. Generasi ini cerdas secara digital dengan daya beli yang signifikan.

Melalui survei tersebut, KIC ingin mengeksplorasi bagaimana pandemi mempengaruhi pola konsumsi layanan online mereka. “Kami fokus pada mereka karena mereka lahir dan besar di tengah era teknologi yang berkembang pesat, dengan lahirnya media sosial dan internet,” kata Stevanny Limuria, Head of Research KIC,Rabu (2/6).

Hasil survei menemukan bahwa konsumsi layanan digital ini meningkat sebagai akibat dari pandemi. Peningkatan terlihat dari adanya pengguna baru layanan online, serta perilaku responden yang menyatakan akan terus menggunakan layanan digital, bahkan setelah pandemi.

Survei juga menunjukkan bahwa selama tiga bulan terakhir, 57% responden merupakan pengguna aktif situs e-commerce, 36% menggunakan layanan pengiriman makanan, dan 23% menggunakan layanan pengiriman bahan makanan. Simak Databoks berikut: 

Berikut ini penjelasan lebih rinci untuk masing-masing layanan digital tersebut:

e-commerce

Sebanyak 57% Gen Z telah menggunakan e-commerce dalam tiga bulan terakhir, dan 81% di antaranya berbelanja di platform e-commerce setidaknya sebulan sekali. Pengguna e-commerce menilai penggunaan layanan ini praktis (74%), memiliki pilihan produk banyak (62%), dan risiko tertular Covid-19 kecil (60%).

NILAI TRANSAKSI E-COMMERCE (ANTARA FOTO/ Wahyu Putro A/foc.)

Pengiriman makanan online

Sebanyak 50% Gen Z dalam survei ini menunjukkan bahwa mereka telah menggunakan layanan pengiriman makanan online. Di antara mereka yang pernah menggunakan layanan pesan-antar makanan sebelumnya, 71% di antaranya mengatakan bahwa mereka telah aktif menggunakan layanan pesan-antar makanan dalam 3 bulan ini.

Ada beberapa alasan mereka menggunakan layanan digital untuk pesan-antar makanan, seperti praktis, tidak sempat memasak, dan bosan dengan makanan rumahan.

"Menariknya, survei menemukan bahwa 44% pengguna pengantaran makanan Gen Z adalah pengguna baru yang baru mulai menggunakan layanan ini selama pandemi, dan 90% dari mereka menyatakan bahwa mereka ingin untuk terus menggunakan layanan pengiriman makanan setelah pandemi," kata Stevanny.

Online grocery

Kategori ini mengalami peningkatan sangat signifikan selama pandemi sebagai akibat dari banyaknya orang yang berdiam diri di rumah. Adopsi penggunaan pengiriman bahan makanan di kalangan masyarakat Indonesia terbilang baru jika dibandingkan dengan penggunaan e-commerce dan pengiriman makanan dengan hanya 32% Gen Z yang pernah menggunakannya sebelumnya.

Namun, Stevanny mengatakan 60% dari mereka mengakui baru saja beralih ke layanan online selama pandemi dan 88% mengatakan mereka akan terus menggunakan atau meningkatkan frekuensi penggunaan layanan ini di masa mendatang.

Kehadiran Pemain Baru dan Pemimpin Pasar

Survei tersebut juga menemukan bahwa Generasi Z cenderung mengunggulkan pemain utama di tiga kategori tersebut. Dalam pengiriman makanan, 50% dari peserta survei memilih GrabFood sebagai penyedia layanan pesan-antar makanan online yang paling sering mereka gunakan dalam 3 bulan terakhir. Kemudian diikuti oleh gofood (46%), ShopeeFood (3%), dan Maximfood (1%).

"Maxim baru beroperasi kembali dalam pandemi ini, setelah sebelumnya tersandung aturan tarif," kata Stevanny.

gojek (gojek)

Peserta survei yang memilih GrabFood dan gofood sebagai penyedia layanan pengiriman pilihan mereka menunjukkan penawaran promo, biaya pengiriman yang lebih rendah, dan kemudahan penggunaan aplikasi sebagai tiga alasan utama untuk memilih penyedia tersebut. “Ini menunjukkan sifat yang sangat kompetitif dari industri pengiriman makanan online,” ujarnya.

Pertimbangan penting lainnya adalah metode pembayaran dan jenis pilihan makanan.

Untuk pengiriman online groceries, survei menemukan bahwa Shopeemart, gomart, dan GrabMart adalah tiga layanan yang paling banyak digunakan dalam tiga bulan terakhir.

Di antara ketiganya, GrabMart adalah pemain baru, yang baru diluncurkan saat pandemi. Meskipun demikian, saat ini GrabMart menjadi pilihan yang disukai di antara 17% responden. “Shopeemart dan gomart - yang sudah ada lebih lama - disukai oleh 36% dan 16% dari konsumen masing-masing," kata Stevanny.

Preferensi merek didorong oleh kemudahan penggunaan, promo/diskon, dan kecepatan pengiriman.

Untuk e-commerce, 86% peserta survei menyatakan pernah menggunakan Shopee sebelumnya, disusul 53% yang pernah menggunakan Lazada, dan 50% yang pernah menggunakan Tokopedia. Shopee juga menjadi yang teratas, dalam hal situs e-commerce yang paling sering digunakan.

Dalam memilih e-commerce, pengguna generasi Z menunjukkan tiga alasan utama berikut untuk lebih sering memilih platform tertentu, yaitu: promo/diskon (65%), aplikasi yang mudah digunakan (61%), dan harga produk lebih murah (54%).

Pada masa mendatang, menurut Stevanny, penggunaan platform belanja online diperkirakan akan semakin meningkat dengan 42% generasi Z mengatakan akan lebih sering menggunakannya dalam 6 bulan ke depan. “Namun, dengan begitu banyak pemain besar di industri ini, persaingan akan semakin ketat dalam memperebutkan ceruk pasar ini.”