Paylater di E-Commerce Makin Diminati, Akan Gantikan COD?

ANTARA FOTO/APRILLIO AKBAR
Warga memilih barang-barang belanjaan yang dijual secara daring di Jakarta, Kamis (18/7/2019).
Penulis: Desy Setyowati
9/6/2021, 14.40 WIB
Keunggulan menggunakan paylater dan penilaian dari pengguna (2020) (KIC dan Kredivo)

Namun General Manager Kredivo Lily Suriani menilai bahwa paylater menjadi salah satu opsi pembayaran, ketimbang menggantikan COD. “Paylater membantu konsumen membeli barang dan membayarnya kemudian hari. Tidak menggantikan COD, tetapi menjadi fleksibilitas opsi pembayaran,” ujar dia.

Di satu sisi, COD menjadi perbincangan warganet di media sosial akhir-akhir ini. Itu karena beberapa pembeli komplain ke kurir karena barang yang dibeli di e-commerce dengan cara COD, tidak sesuai.

Ada yang memaki dengan kata-kata kasar. Bahkan ada yang mengancam dengan menggunakan senjata tajam.

Ketua Umum Asperindo M Feriadi prihatin atas kejadian-kejadian itu. Ia menjelaskan bahwa COD merupakan bentuk kesepakatan antara penjual dan pembeli, sementara kurir tidak berkaitan.

“Tugas kurir hanya mengantarkan barang. Sederhananya, ada uang ada barang. Kalau ada hal yang tidak sesuai, seharusnya dikomunikasikan dengan penjual. Sebab, barang menjadi tanggung jawabnya penjual,” kata Feriadi kepada Katadata.co.id, akhir bulan lalu (31/5).

Meski begitu, secara umum ia menilai bahwa COD dibutuhkan karena masih banyak masyarakat yang belum memiliki akses ke layanan keuangan seperti fintech maupun bank. Ia pun mencatat, 30%-40% pengiriman barang di e-commerce menggunakan metode COD.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati, Cahya Puteri Abdi Rabbi