Ada pun BRI membukukan laba bersih secara konsolidasi pada semester I 2019 sebesar Rp 16,16 triliun atau tumbuh 8,19% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (year on year). Kendati demikian, capaian pertumbuhan laba tersebut lebih lambat dibandingkan semester I 2018 yang tumbuh 11%.
Terkait kinerja pada enam bulan pertama tahun ini, BRI mampu menyalurkan kredit senilai Rp 888,32 triliun. Pencapaian ini meningkat 11,84% di bandingkan penyaluran pada periode yang sama tahun sebelumnya. Penyaluran kredit BRI masih didominasi oleh penyaluran ke segmen UMKM yaitu sebesar 76,72% atau senilai Rp 681,50 triliun, tumbuh 13% year on year.
(Baca: Sunarso Calon Potensial BRI 1, Dipersiapkan Sejak Januari?)
Di sisi lain, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) BRI sepanjang semester I mencapai Rp 945,05 triliun atau tumbuh 12,78%. Proporsi DPK BRI masih didominasi oleh dana murah (CASA) berupa tabungan dan giro dengan komposisi mencapai 57,35%. DPK BRI juga tumbuh jauh di atas pertumbuhan DPK industri perbankan di semester I 2019 yang hanya 7,42% secara tahunan.
Catatan lainnya pada kinerja BRI pada semester I 2019 yaitu rasio kredit bermasalah (NPL) gross BRI tercatat sebesar 2,51% dengan NPL coverage 175,57%. Sementara rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) BRI sebesar 94%. Adapun rasio kecukupan modal bank plat merah ini berada pada level 21,04%.