Tokopedia dan KoinWorks Bagikan Empat Tips Aman Berinvestasi

Tokopedia mencatat, minat investasi masyarakat meningkat di tengah pandemi corona. Namun, investor juga menyoroti beberapa kasus, seperti Jouska. Tokopedia dan KoinWorks pun membagikan empat tips aman berinvestasi

Pertama, menentukan tujuan dan jangka waktu investasi. Sebab, kedua hal ini menentukan instrumen investasi yang akan dipilih.

Senior Lead Fintech Tokopedia Marissa Dewi mencontohkan, calon investor yang ingin berinvestasi selama 10 tahun, bisa memilih emas. "Jadi, kita harus mengerti tujuan investasinya apa," ujar dia saat konferensi pers virtual, Rabu (2/9).

Kedua, mengenali produk investasi untuk mengetahui risikonya. Dengan begitu, calon investor dapat mempertimbangkan risiko yang mungkin ditanggung ke depan.

"Seperti emas, risikonya relatif rendah," ujar dia. Alasannya, harga emas cenderung meningkat dalam jangka panjang.

Ketiga, mengecek legalitas platform investasi yang dipilih. Ini bertujuan untuk meyakinkan bahwa platfrom itu terdaftar atau memiliki izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Kasus konsultan keuangan Jouska Finansial Indonesia misalnya, sempat menjadi sorotan publik karena tidak memiliki izin dari OJK. Beberapa investornya pun mengeluhkan kerugian hingga puluhan juta rupiah, setelah dana mereka dikelola oleh Jouska.

Terakhir, mendiversifikasi instrumen investasi. “Ini supaya risiko investasinya terbagi,” kata VP of Marketing KoinWorks  Frecy Ferry Daswaty, beberapa waktu lalu (6/8).

Tokopedia dan KoinWorks memang menyediakan beberapa layanan investasi, Tokopedia menyediakan investasi emas dan reksa dana mulai dari Rp 5.000 dan Rp 10 ribu.

Perusahaan e-commerce itu juga bekerja sama dengan Bareksa untuk layanan reksa dana, dan Pegadaian terkait emas.

Transaksi Tokopedia Emas meningkat dua kali lipat saat pandemi virus corona. Sedangkan dana kelola pada layanan Tokopedia Reksa Dana meningkat 30%.

KoinWorks juga menyediakan layanan investasi seperti teknologi finansial pinjaman (fintech lending) sebagai pemberi pinjaman (lender). Selain itu, menghadirkan investasi emas dan obligasi.

Sebelumnya, Direktur Literasi dan Edukasi Keuangan OJK Horas Tarihoran mengatakan, rendahnya literasi keuangan di Indonesia membuat masyarakat kerap tertipu saat berinvestasi. Berdasarkan data OJK, tingkat literasi keuangan hanya 38,03% pada 2019.