Ada dua survei yang menunjukkan bahwa jumlah pengguna dan transaksi di platform ShopeePay melampaui GoPay besutan Gojek dan OVO selama pandemi corona. Kedua riset itu dilakukan oleh Snapcart dan MarkPlus.
Survei MarkPlus menunjukkan, jumlah transaksi di platform ShopeePay mencapai 26% dari total. Sedangkan OVO 24%, GoPay 23%, DANA 19%, dan LinkAja 8%. Survei ini dilakukan terhadap 502 responden yang menggunakan layanan teknologi finansial (fintech) pembayaran selama Juni-Agustus.
"ShopeePay memiliki jumlah transaksi terbanyak karena mampu menawarkan promosi yang lebih menarik (38%) dibandingkan e-wallet lainnya," demikian dikutip dari riset MarkPlus, Rabu (2/9).
Fintech yang terafiliasi dengan perusahaan e-commerce Shopee itu, digunakan untuk bertransaksi rata-rata tujuh kali sebulan. Sedangkan OVO, GoPay, dan DANA dipakai rerata enam kali per bulan. Lalu, LinkAja lima kali.
Selain itu, nilai transaksi menggunakan dompet digital ShopeePay lebih tinggi dibandingkan yang lain, yakni Rp 149 ribu. Sedangkan OVO, DANA, dan LinkAja Rp 134 ribu, sementara GoPay Rp 109 ribu per transaksi.
Dari sisi nilai transaksi, ShopeePay juga mendominasi yaitu 29% dari total dompet digital. Disusul oleh OVO 24%, GoPay dan DANA masing-masing 19%, dan LinkAja 8%.
Sebanyak 38% dari total responden menilai bahwa ShopeePay menawarkan promosi lebih banyak. Lalu, 28% memilih OVO, 20% GoPay, 11% DANA, dan 3% LinkAja.
Kemudian 53% menilai ShopeePay mempermudah berbelanja online. Sedangkan 20% memilih OVO, masing-masing 13% GoPay dan DANA, serta 2% LinkAja.
"Hal ini terjadi karena ShopeePay terintegrasi dengan e-commerce Shopee, sehingga sangat memudahkan pembeli ketika berbelanja online," demikian dikutip dari riset tersebut.
Selain MarkPlus, riset Snapcart mencatat bahwa 68% dari total 1.000 responden menggunakan ShopeePay selama Juni-Agustus. Sedangkan OVO dan GoPay masing-masing digunakan 56% pengguna.
Kemudian, 42% menggunakan DANA dan 19% LinkAja. “Lima merek (brand) itu paling populer, karena gencar melakukan promosi dan bekerja sama dengan banyak merchant," ujar Direktur Snapcart Indonesia Astrid Williandry dalam keterangan tertulis, beberapa waktu lalu (24/8).
Volume transaksi ShopeePay juga yang tertinggi, yakni 32% dari total dompet digital di Indonesia. Disusul oleh OVO 25%, GoPay 20%, DANA 16%, dan LinkAja 8%.
Nilai transaksi di platform ShopeePay pun yang tertinggi, yakni 34% dari total e-wallet. Kemudian OVO 25%, DANA 17%, GoPay 16%, dan LinkAja 9%.
Snapcart mencatat, ShopeePay menggaet ratusan ribu mitra penjual (merchant) di seluruh Indonesia. Mitra ini dari berbagai kategori seperti makanan, minuman, busana, ritel, logistik hingga kegiatan sosial seperti donasi.
Frekuensi transaksi bulanan ShopeePay pun mencapai 9,1 kali per bulan. Besaran ini jauh di atas dua pesaing utamanya yakni OVO 8,6 kali dan GoPay 6,9 kali per bulan.
Sebanyak 33% responden pun memilih ShopeePay dalam bertransaksi. Lalu, yang memilih OVO 26%, DANA 20%, GoPay 16%, dan LinkAja 5%.
Sedangkan berdasarkan riset iPrice dan App Annie menunjukkan, GoPay dan OVO masih memimpin pasar fintech pembayaran di Indonesia pada kuartal II. Ini tecermin pada Databoks di bawah ini:
Strategi ShopeePay Geser Dominasi OVO dan GoPay
Marketing Manager ShopeePay Cindy Candiawan mengatakan, perusahaan berfokus mengembangkan kerja sama strategis dengan berbagai industri. Ini bertujuan meningkatkan penerimaan ShopeePay di Tanah Air.
Selain itu, “kami terus mencari cara untuk meningkatkan kemudahan dan kenyamanan bertransaksi bagi pengguna,” kata Cindy kepada Katadata.co.id, beberapa waktu lalu (22/8) lalu.
Perusahaan juga berfokus membangun ekosistem yang berkelanjutan, terutama di tengah pandemi virus corona. Salah satunya, ShopeePay menjadi salah satu layanan pembayaran di platform Shopee.
Berdasarkan kajian Shopee sepanjang Februari-Mei, 80% transaksi pengguna usia 18-34 tahun menggunakan pembayaran digital. Layanan ini termasuk kartu kredit, transfer bank, dan ShopeePay.
Pengguna lanjut usia juga mulai mengadopsi pembayaran digital. Sebanyak 45% dari jumlah transaksi di platform yang menggunakan ShopeePay merupakan pengguna di atas usia 50 tahun.
Kehadiran ShopeePay di platform Shopee tentu meningkatkan transaksi. Apalagi, berdasarkan riset iPrice, Shopee menempati urutan pertama dengan jumlah kunjungan terbanyak pada kuartal II 2020, yakni 93,44 juta per bulan.
Shopee mengalahkan Tokopedia yang jumlah kunjungan ke platform-nya 86,103 juta per bulan. Posisi ketiga ditempati oleh Bukalapak 35,3 juta. Lalu, Lazada 22 juta, Blibli 18 juta, dan JD.id 9,3 juta.
Berkaca dari besarnya jumlah kunjungan ke platform Shopee, potensi transaksi menggunakan ShopeePay pun tinggi. Cindy mencatat, transaksi sempat turun pada awal penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), namun naik kembali terutama di sektor UMKM.
Transaksi di bisnis warung misalnya, tumbuh 283%. Lalu, transaksi di toko bahan makanan naik 50%.
Selain itu, ShopeePay menawarkan beragam promosi seperti voucer diskon, uang kembali (cashback). “Ditambah dengan akses ke basis pengguna Shopee yang luas, hal ini membantu para merchant mengembangkan bisnisnya dan menjangkau lebih banyak orang,” kata Cindy.
ShopeePay merupakan layanan pembayaran besutan SeaMoney Indonesia, yang berdiri pada November 2015. Perusahaan ini merupakan bagian dari induk Shopee, Sea Group.
SeaMoney mendapatkan lisensi dari Bank Indonesia (BI) pada Agustus 2018. Lalu, diluncurkan secara resmi pada November 2018.