Induk startup teknologi finansial (fintech) OVO, PT Bumi Cakrawala Perkasa (BCP) menggaet korporasi Hong Kong, ZhongAn Technologies International Group Limited (ZA Tech) untuk membentuk perusahaan patungan atau joint venture. Keduanya berencana membuat platform teknologi asuransi (insurtech).
ZA Tech merupakan anak usaha dari perusahaan asuransi asal Tiongkok, ZhongAn Online P&C Insurance Co. Namun, ZA Tech didirikan di Hong Kong.
Presiden Direktur BCP Jason Thompson mengatakan, perusahaan merambah sektor insurtech karena potensinya besar. Ia mencatat, baru 1,7% dari total 265 juta lebih penduduk yang memiliki produk asuransi swasta.
“Kami ingin bersama-sama mendorong transformasi digital di Indonesia untuk perusahaan asuransi. Dengan begitu, dapat mempercepat adopsi asuransi di Nusantara," kata Jason dikutip dari siaran pers, Selasa (22/12).
Jason mengklaim, layanannya akan mempermudah perusahaan asuransi mendigitalisasikan produk. Ini karena proses back-end yang manual diotomatisasi dan hitungan premi disederhanakan.
CEO ZA Tech Bill Song mengatakan, platform insurtech tersebut bakal diluncurkan pada tahun depan. "Ini memungkinkan akses yang mudah dan aman terhadap layanan asuransi digital bagi masyarakat," ujarnya.
Pada Mei lalu, OVO juga menggandeng perusahaan asuransi Prudential Indonesia untuk menyediakan layanan asuransi perlindungan jiwa, kecelakaan, dan Covid-19 di platform. Ada sekitar 222 ribu orang yang registrasi per Mei.
Sebelumnya, ZA Tech menggandeng Grab untuk membentuk joint venture marketplace asuransi digital di Asia Tenggara pada Januari 2019. Berdasarkan data CB Insights, Grab berinvestasi di OVO.
Grab juga menggaet perusahaan asuransi Chubb untuk menawarkan produk perlindungan kepada mitra pengemudi di Singapura. Ini bertujuan melindungi mitra dari risiko kehilangan pendapatan karena penyakit atau kecelakaan.
Permintaan layanan insurtech untuk perlindungan tertentu memang meningkat saat pandemi corona. Qoala misalnya, memproses dua juta lebih polis per bulan saat ini. Jumlahnya melonjak dibandingkan tahun lalu yang hanya 7.000 polis setiap bulannya.
Begitu juga dengan PasarPolis, yang mencatatkan permintaan asuransi jasa pengiriman seperti GoSend dan GoBox meningkat 12 kali lipat selama pandemi Covid-19. Selain itu, asuransi untuk mitra pengemudi Gojek dibeli oleh lebih dari 200 ribu.
McKinsey dalam laporannya bertajuk ‘The future of life Insurance’ memperkirakan, perusahaan asuransi unggul jika menguasai tiga bidang dalam satu dekade ke depan. Ketiganya yakni personalisasi pengalaman konsumen, produk yang fleksibel, dan meningkatkan kemampuan karyawan.
Di Asia dan Eropa misalnya, perusahaan asuransi jiwa telah menawarkan dukungan administratif untuk kunjungan medis, manajemen kesehatan, dan telemedicine. “Kedepannya, perusahaan-perusahaan ini dapat bermitra dengan perusahaan berbagi tumpangan (ride-hailing) dan hotel untuk menyediakan transportasi ke dokter atau akomodasi untuk keluarga saat dibutuhkan,” demikian dikutip dari laporan tersebut.
Inovasi tersebut dinilai menjadi peluang bagi perusahaan untuk meningkatkan transaksi, terutama di tengah pagebluk Covid-19.