Startup Ayoconnect Disuntik Investor AS dan Petinggi Bank Jago

ayoconnect
(Ki-Ka) CFO Ayoconnect Alex Jatra, Co-Founder & CEO Ayoconnect Jakob Rost, Co-Founder & COO Ayoconnect Chiragh Kirpalani.
Penulis: Desy Setyowati
31/1/2022, 14.05 WIB

Startup teknologi keuangan Ayoconnect menyelesaikan putaran pendanaan seri B US$ 15 juta atau sekitar Rp 216 miliar. Investasi ini dipimpin oleh investor asal Amerika Serikat (AS), Tiger Global.

Investor lain yang berpartisipasi yakni PayU, bisnis pembayaran dan fintech Prosus, dan Alto Partners. Selain itu, ada penanam modal strategis individu, termasuk salah satu pendiri Plaid William Hockey dan Presiden Komisaris Bank Jago Jerry Ng.

Dana segar tersebut akan digunakan untuk menambah lebih banyak produk dan mendorong penggunaan. Startup itu kini memiliki lebih dari 200 pelanggan antarmuka pemrograman aplikasi alias application programming interface (API) dan 4.000 produk keuangan tertanam.

API merupakan perangkat lunak yang mengizinkan dua aplikasi terhubung satu sama lain. Integrasi dinilai bisa mengatasi margin keuntungan rendah dan tingginya biaya overhead bagi mitra pembayaran. Selain itu, dapat memastikan standardisasi, pengembangan jaringan, dan kesuksesan transaksi oleh kedua belah pihak.

“Kami sedang membangun AWS keuangan terbuka dengan penawaran terlengkap secara global, sehingga dapat memberdayakan perusahaan saat ini dan unicorn masa depan. Kami bangga menerima dukungan dari beberapa investor paling terkenal di dunia,” kata Co-Founder sekaligus CEO Ayoconnect Jakob Rost dalam keterangan pers, Senin (31/1).

Layanan API Ayoconnect dibagi menjadi dua area utama yakni:

  1. Membantu perusahaan dari berbagai skala meluncurkan produk keuangan menggunakan API seperti isi ulang telepon, pembayaran utilitas, asuransi tertanam, dan penagihan otomatis.
  2. API banking-as-a-service menyediakan pembukaan rekening, pencairan, kredit, investasi, tabungan, dan kemampuan lainnya.

Di sisi data, Ayoconnect memungkinkan perusahaan membuat keputusan yang diklaim lebih baik dengan menarik data perbankan, seperti validasi akun, saldo akun, transaksi, dan kewajiban.

Ayoconnect juga menyediakan data masyarakat yang belum terakses layanan keuangan (unbanked) dan belum memperoleh servis maksimal (underbanked). Informasi-informasi ini diambil dari pembayaran tagihan, e-wallet, lokasi, telepon, e-commerce, payroll dan data alternatif lainnya.

Perusahaan rintisan itu ingin menyediakan infrastruktur untuk perusahaan di Asia Tenggara dengan cara yang mulus atau seamless. Alih-alih membangun atau membeli teknologi, startup ini memungkinkan korporasi menyematkan lebih dari 4.000 produk keuangan secara plug-and-play melalui jaringan API.

Pelanggan Ayoconnect termasuk lembaga keuangan dan perusahaan teknologi di Indonesia. Perusahaan rintisan ini mengklaim menjadi satu-satunya platform keuangan terbuka secara global yang menawarkan fintech dan banking-as-a-service, serta API data-as-a-service.

Jakob Rost mengatakan, dana segar juga akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas, sehingga dapat menyerap permintaan lebih banyak.

Global Head of M&A and investments PayU Fady Abdel Nour menambahkan, perusahaan selalu percaya untuk bermitra dengan wirausahawan menjanjikan yang memiliki visi sama yakni dunia tanpa batas keuangan.

“Ayoconnect telah membangun rel baru untuk keuangan Indonesia serta API one stop shop bagi para pelaku ekonomi di dalamnya. Talenta tim, hubungan dengan sektor perbankan dan teknologi, serta pertumbuhan fenomenal merupakan indikator penting bagi kami bahwa Ayoconnect memiliki apa yang diperlukan untuk mengeksekusi di level tertinggi,” kata dia.