Menurutnya, salah satu penyebab harga Bitcoin gagal ke level US$ 34.000 yakni pelaku pasar yakin The Fed kembali menaikkan suku bunga acuan 0,25% pada pertemuan 25 - 26 Juli mendatang, meski inflasi turun.

Berdasarkan data CME FedWatch tools, 91% pelaku pasar yakin The Fed kembali menaikkan suku bunga 25 basis point menjadi kisaran 5,25% hingga 5,50%. Sebab, indeks harga konsumen untuk makanan dan energi masih sangat tinggi, meskipun inflasi utama cenderung lebih rendah dan mendekati target 2%.

"Sejauh ini, upaya The Fed tampaknya membuahkan hasil. Inflasi tahunan turun 1% dari bulan lalu,” kata dia. “Perlu dicatat bahwa kenaikan suku bunga nanti berpotensi menjadi yang terakhir dalam siklus.”

Berdasarkan grafik harian, resistensi uji Bitcoin di level yang lebih rendah dari rentang US$ 30.750 – US$ 31.250 selama 21 hari. Meski begitu, harganya tetap di atas EMA 50-day yakni US$ 29.051 dan 200-day US$ 26.432. “Menandakan momentum bullish dalam jangka pendek dan panjang,” katanya.

EMA 50-day terus menjauh dari EMA 200-day yang mencerminkan momentum bullish. Kemudian harga Bitcoin memasuki fase korektif yang ditandai dengan aksi harga sideways

Sementara itu, “harga telah membentuk pola wedge naik. Ini umumnya menunjukkan kemungkinan pembalikan,” kata Fyqieh. Penurunan di bawah batas bawah irisan menunjukkan potensi pembalikan prospek jangka menengah.

Fyqieh memperkirakan harga kripto Bitcoin US$ 31.150 - US$ 32.250, jika berhasil breakout pada level resistensi US$ 30.000.

Halaman:
Reporter: Lenny Septiani