Harga Bitcoin gagal mencapai US$ 34.000 atau sekitar Rp 510 juta. Ini setelah Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika Serikat meluncurkan data inflasi Juni.

Indeks Harga Konsumen atau inflasi Amerika 0,2% secara bulanan dan 3% secara tahunan. Inflasi tahunan Negeri Paman Sam di bawah ekspektasi pasar 3,1%.

Inflasi di Amerika pada Juni tersebut turun jauh dibandingkan Mei 4%.

Berdasarkan laporan Tokocrypto, harga Bitcoin sempat melonjak dari US$ 30.750 menjadi US$ 30.905 ketika data inflasi Amerika diumumkan. Beberapa menit kemudian anjlok ke level US$ 30.802,40.

Namun harga sebagian besar dari 10 kripto dengan kapitalisasi pasar teratas, naik kurang dari 1% dalam 24 jam terakhir.

Trader External Tokocrypto Fyqieh Fachrur mengatakan data inflasi AS Juni sebenarnya memberikan riak optimisme ke seluruh pasar kripto dan Bitcoin. “Penurunan inflasi yang mengejutkan ini memicu harapan prospek positif,” katanya dalam keterangan pers, Kamis (13/7).

Namun, “investor belum bergairah untuk langsung masuk meramaikan pasar guna melakukan akumulasi,” Fyqieh menambahkan.

Ia menjelaskan sering kali ada reaksi pasar awal yang menggembirakan terhadap rilis inflasi yang positif. “Reli ini sering berlangsung sekitar lima sampai 15 menit, namun setelah itu mulai melemah dan menjadi bull trap,” kata dia.

Menurutnya, salah satu penyebab harga Bitcoin gagal ke level US$ 34.000 yakni pelaku pasar yakin The Fed kembali menaikkan suku bunga acuan 0,25% pada pertemuan 25 - 26 Juli mendatang, meski inflasi turun.

Berdasarkan data CME FedWatch tools, 91% pelaku pasar yakin The Fed kembali menaikkan suku bunga 25 basis point menjadi kisaran 5,25% hingga 5,50%. Sebab, indeks harga konsumen untuk makanan dan energi masih sangat tinggi, meskipun inflasi utama cenderung lebih rendah dan mendekati target 2%.

"Sejauh ini, upaya The Fed tampaknya membuahkan hasil. Inflasi tahunan turun 1% dari bulan lalu,” kata dia. “Perlu dicatat bahwa kenaikan suku bunga nanti berpotensi menjadi yang terakhir dalam siklus.”

Berdasarkan grafik harian, resistensi uji Bitcoin di level yang lebih rendah dari rentang US$ 30.750 – US$ 31.250 selama 21 hari. Meski begitu, harganya tetap di atas EMA 50-day yakni US$ 29.051 dan 200-day US$ 26.432. “Menandakan momentum bullish dalam jangka pendek dan panjang,” katanya.

EMA 50-day terus menjauh dari EMA 200-day yang mencerminkan momentum bullish. Kemudian harga Bitcoin memasuki fase korektif yang ditandai dengan aksi harga sideways

Sementara itu, “harga telah membentuk pola wedge naik. Ini umumnya menunjukkan kemungkinan pembalikan,” kata Fyqieh. Penurunan di bawah batas bawah irisan menunjukkan potensi pembalikan prospek jangka menengah.

Fyqieh memperkirakan harga kripto Bitcoin US$ 31.150 - US$ 32.250, jika berhasil breakout pada level resistensi US$ 30.000.

Reporter: Lenny Septiani