Ada 1.016 Hoaks Corona, Salah Satunya Pandemi Untungkan Menteri Nadiem

ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Mendikbud Nadiem Makarim bersiap mengikuti rapat kerja dengan Komisi X DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (20/2/2020).
5/8/2020, 15.17 WIB

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mencatat ada 1.016 isu hoaks dan disinformasi terkait pandemi corona per hari ini (5/8). Salah satunya menyebutkan bahwa, sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) menguntungkan Menteri Pendidikan dan Kebudayan (Mendikbud) Nadiem Makarim.

Pembuat konten itu mengatakan, biaya pulsa untuk mengikuti belajar online mencapai Rp 460 miliar per hari. Perkiraan ini menghitung jumlah pelajar SD, SMP dan SMA yang mencapai 46 juta, dikalikan dengan tarif kuota internet Rp 10 ribu per hari.

Kominfo memberikan label disinformasi pada konten yang beredar di Facebook tersebut. Sebab, pemerintah meminta siswa belajar dari rumah untuk meminimalkan risiko tertular virus corona.

Selain itu, Kemendikbud tidak memiliki rencana untuk meneruskan pendidikan jarak jauh setelah pandemi mereda.

Lalu, beredar konten yang mengklaim bahwa Indonesia harus menyediakan Rp 30 triliun untuk mengikuti uji klinis vaksin virus corona dari Tiongkok. Kementerian memberikan label disinformasi pada konten ini.

Sebab, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Dany Amrul Ichdan mengatakan, pemerintah harus menyiapkan Rp 25 triliun hingga Rp 30 triliun untuk menyediakan vaksin Covid-19. Ini bukan untuk mengikuti uji klinis.

Kemudian, kementerian memberikan label disinformasi pada meme yang memuat informasi bahwa angka kematian akibat corona mencapai 1,6 juta orang. Sebab, pada situs Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada 680.894 korban meninggal dunia akibat Covid-19.

Ada pula gambar tangkapan layar (screenshot) berjudul 'Ridwan Kamil Ajak Abu Janda Jadi Relawan Uji Covid-19 Buatan China'. Konten ini diberi label disinformasi, karena berita yang benar berbunyi, ‘Ridwan Kamil Ajak Warga Jadi Relawan Uji Covid-19 Buatan China'. 

Selanjutnya, beredar foto pada laman Fanpage Facebook atas nama Samsung Indonesia, tentang bantuan pendidikan untuk siswa kurang mampu selama masa belajar online. Bantuan ini berupa 2.700 unit Samsung Galaxy A10.

Kementerian memberikan label hoaks pada konten itu. Faktanya, Samsung Indonesia melalui akun Twitter resminya @samsungID mengonfirmasi bahwa perusahaan hanya memiliki satu akun Facebook page resmi yang sudah terverifikasi, yaitu Samsung Indonesia.

Foto yang digunakan pada unggahan itu diambil saat peluncuran resmi Samsung Galaxy S9 dan S9+ pada 2018. Foto itu diedit untuk menyesuaikan dengan konteks narasi. 

Ada pula hoaks terkait Hydroxychloroquine, Zinc dan Zithromax yang diklaim terbukti sebagai obat virus corona. Lalu, beredar kabar bohong tentang lada hitam dan jus jahe yang bisa menyembuhkan pasien terinfeksi corona.

Sejauh ini, ada 104 kasus hoaks corona yang telah dilaporkan ke kepolisian. Sebanyak 17 dari total 104 tersangka sudah ditahan.

Kementerian juga sudah mengajukan penghapusan (takedown) 1.912 konten hoaks. Secara rinci, Facebook 1.394, Instagram 20, Twitter 478, dan YouTube 20 hoaks.

Reporter: Cindy Mutia Annur