Perusahaan asal Amerika Serikat (AS), Google memperpanjang layanan Google Meet gratis tanpa batas hingga Maret 2021. Pada awalnya, raksasa teknologi ini berencana membatasi layanan cuma-cuma menjadi hanya sejam mulai besok.
Namun rencana itu ditunda hingga tahun depan. Sebab, perusahaan menilai platform konferensi video ini dibutuhkan selama pandemi corona.
"Banyak pencapaian penting seperti reuni keluarga, rapat, dan pernikahan yang diselenggarakan melalui Google Meet. Kami ingin terus membantu mereka untuk tetap berhubungan selama beberapa bulan mendatang," kata Group Product Manager Google Meet Samir Pradhan dikutip dari The Verge, Selasa (29/9).
Pada Maret lalu, perusahaan memperbarui Google Meet guna meningkatkan daya saing, termasuk menggratiskan layanan.
Perusahaan kemudian menambah beberapa fitur seperti tampilan galeri yang mirip pesaing, Zoom. Kini, platform Google Meet dapat menampilkan hingga 49 orang sekaligus.
Google juga mengembangkan layanan agar Google Meet bisa diakses melalui Chrome,. Selain itu, meningkatkan kualitas video dan menambah fitur mode cahaya redup.
Awalnya, Google Meet disediakan untuk bisnis atau korporasi. Platform ini pun hanya bisa diakses oleh pengguna G Suite.
Namun layanan pertemuan virtual menjadi kebutuhan saat pandemi Covid-19. Ini karena sebagian besar masyarakat dunia diminta beraktivitas dari rumah, guna meminimalkan risiko tertular virus corona.
Oleh karena itu, Google Meet tersedia untuk umum. Pengguna aktif harian (daily active user/DAU) pun melonjak menjadi 100 juta pada April lalu atau meningkat 300% sejak awal tahun.
CEO Google Sundar Pichai mengatakan, layanan konferensi video menjadi bagian dari kebiasaan baru (new normal) saat pandemi. Ia mencatat, jumlah pengguna rerata bertambah tiga juta per hari pada awal tahun.
Lonjakan jumlah pengguna juga dirasakan oleh Microsoft Teams. Pengguna aktif hariannya mencapai 44 juta pada Maret lalu. Kemudian meningkat lagi 70% menjadi lebih dari 75 juta pada April.
"Covid-19 berdampak terhadap seluruh aspek pekerjaan dan kehidupan. Transformasi digital yang biasanya berlangsung dalam dua tahun kini terjadi dalam dua bulan," kata CEO Microsoft Satya Nadella dikutip dari The Verge, April lalu (29/4).
Jumlah pengguna Zoom juga mencapai 300 juta pada April. Pendapatannya pun melonjak 169% secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal I, atau dua kali lipat dari target setahun penuh.
Refinitiv mencatat, pendapatan Zoom selama pandemi corona melonjak 355% menjadi US$ 663,5 juta. Pencapaian ini melampaui estimasi rata-rata analis US$ 500,5 juta.
Penyesuaian laba per saham juga mencapai 92 sen, dua kali lipat lebih dari perkiraan analis 45 sen. Penghasilan bersih Zoom selama periode tersebut pun mencapai tiga kali lipat dari keuntungan selama enam kuartal terakhir.
“Dengan pandemi yang terus berlanjut, kami berkomitmen untuk bekerja keras, memungkinkan komunikasi di seluruh dunia selama masa yang menantang ini,” ujar CEO Zoom Eric Yuan dikutip dari CNBC Internasional, beberapa waktu lalu (2/9).
Zoom bahkan meningkatkan proyeksi pendapatan untuk tahun fiskal 2021. Pendapatannya diperkirakan sekitar US$ 2,37 miliar-US$ 2,39 miliar, atau tumbuh 282%. Target ini melebihi perkiraan rata-rata analis US$ 1,81 miliar.