Perusahaan teknologi asal Tiongkok, Huawei Technologies dikabarkan bakal merilis ponsel pintar (smartphone) dengan sistem operasi (operating system/OS) Harmony pada Desember. OS ini menjadi pengganti Android buatan Google.
Notebook Check melaporkan, Huawei hampir siap untuk merilis OS Harmony pada akhir tahun ini. Perangkat lunak (software) ini akan disematkan pada ponsel terbaru, namun versi beta.
Sedangkan OS versi lengkap akan ditanamkan pada ponsel pada tahun depan. Selain ponsel, Huawei juga sudah mengenalkan Harmony OS 2 di Internet of Things (IoT).
Saat ini, perusahaan bersiap OS Harmony ke para pengembang (developer). Perusahaan berharap, OS dapat beroperasi secara optimal sehingga membentuk ekosistem teknologi baru Huawei.
Itu menjadi upaya perusahaan untuk melepaskan diri dari dominasi raksasa teknologi asal Amerika Serikat (AS), Google. "Ekosistem baru ini akan membangun jembatan antara Tiongkok dengan Barat, dan mengecam kampanye berkelanjutan dari AS," demikian dikutip dari Forbes, Minggu (4/10).
Huawei tak lagi bisa menggunakan Android, karena masuk daftar hitam (blacklist) terkait perdagangan AS sejak awal tahun lalu. Pemerintah Negeri Paman Sam menilai, teknologi perusahaan Tiongkok ini dapat mengancam keamanan nasional.
Untuk dapat bermitra dengan Huawei, perusahaan AS seperti Google harus mengajukan izin kepada pemerintah. Google sudah melakukan hal itu, tetapi lisensi untuk bekerja samanya kedaluwarsa sejak 13 Agustus lalu.
Akibat kebijakan itu, ponsel dan tablet Huawei yang diluncurkan setelah pertengahan Mei 2019 tidak akan didukung Google Mobile Services (GMS) seperti Gmail dan YouTube.
Saat ini, ponsel terbaru Huawei memakai Android versi open-source dan tidak terlayani GMS. Alhasil, penggunaan sistem operasinya tidak optimal.
Kendati begitu, Huawei sudah menyiapkan sejumlah perangkat lunak untuk mendukung bisnis ponselnya sejak beberapa tahun lalu. Hal ini memungkinkan gawai perusahaan hadir tanpa dukungan Google.
Pertama, mengembangkan Harmony OS yang juga dikenal HongMeng OS di Tiongkok sejak 2012. OS ini berbasis mikrokernel, sehingga bisa digunakan di banyak perangkat seperti ponsel pintar, tablet, pengeras suara, televisi, mobil, dan lainnya.
"Huawei akan mampu bertahan dan memimpin bahkan di lingkungan yang sangat tidak bersahabat," kata Rotating Chairman Huawei Guo Ping, dikutip dari Forbes.
Kedua, membangun toko aplikasi sendiri yang disebut AppGalery sejak 2011. Ketiga, mengembangkan platform ekosistem Huawei Mobile Services (HMS) sebagai pesaing GMS
Keempat, meluncurkan aplikasi sendiri seperti Huawei Video dan Huawei Music. Terakhir, mengandalkan pasar Tiongkok untuk mendorong penjualan.
Berdasarkan riset Canalys, Huawei menyandang gelar penjual ponsel pintar terbesar di dunia pada kuartal II 2020, mengalahkan Samsung dan Apple.
Data penjualannya dapat dilihat pada Databoks di bawah ini: