Tutup Bisnis Ponsel, LG Susul Xiaomi – Huawei Rambah Mobil Listrik?

ANTARA FOTO/NOVRIAN ARBI
Ilustrasi ponsel
Penulis: Desy Setyowati
5/4/2021, 13.27 WIB

LG memutuskan untuk mundur dari bisnis ponsel pintar (smartphone) mulai akhir Juli, karena merugi. Perusahaan teknologi asal Korea Selatan ini pun berencana berfokus pada komponen kendaraan listrik, robotika, kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI), business to business (B2B), dan perangkat terhubung lainnya.

Produsen gawai lainnya yakni Apple, Xiaomi, dan Huawei juga dikabarkan merambah kendaraan listrik. “Alih-alih smartphone, perusahaan akan berfokus pada produk rumah pintar, serta komponen kendaraan listrik,” demikian dikutip dari CNET, Senin (5/4).

Reuters melaporkan, selain LG, bisnis ponsel Nokia, HTC, dan Blackberry tertekan. Begitu juga dengan Huawei yang dihantam oleh sanksi Amerika Serikat (AS). Namun, mereka belum mundur dari usaha ini.

LG pun menjadi merek smartphone besar pertama yang menarik diri dari pasar. Perusahaan menghentikan divisi selulernya yang merugi, setelah gagal menemukan pembeli.

“Pembicaraan untuk menjual sebagian bisnis ke Vingroup Vietnam gagal karena perbedaan persyaratan,” kata sumber yang mengetahui masalah tersebut, dikutip dari Reuters, Senin (5/4).

Padahal, LG menjadi produsen smartphone terbesar ketiga di dunia pada paruh pertama 2013 atau ketika memasarkan sejumlah inovasi ponsel, termasuk kamera sudut ultra lebar. Posisi LG berada di belakang Samsung Electronics dan Apple Inc.

"Di AS, LG menargetkan model harga menengah. Ini berarti Samsung, yang memiliki lebih banyak lini produk harga menengah daripada Apple, akan lebih mampu menarik pengguna LG," kata analis di Hi Investment & Securities Ko Eui-young.

Sedangkan perusahaan lain memutuskan untuk merambah produk lain, tanpa menyetop bisnis ponsel meski tertekan. Nokia misalnya, berfokus pada layanan jaringan internet generasi lima alias 5G.

Lalu Huawei mulai merambah komputasi awan (cloud), AI, teknologi untuk peternakan babi, dan yang terbaru yakni kendaraan listrik. Raksasa teknologi asal Tiongkok ini dikabarkan akan meluncurkan mobil listrik 300 ribu yuan atau US$ 46 ribu (Rp 663,6 juta).

Kabar itu diungkapkan oleh sumber di situs web mikroblog Tiongkok Weibo. “Ini kemungkinan menjadi mobil listrik pertamanya (Huawei)," kata sumber, dikutip dari Gizmochina, akhir Maret lalu (25/3).

Sepanjang tahun lalu, Huawei pun masih mencatatkan pendapatan 891,4 miliar yuan atau US$ 136,7 miliar (Rp 1.989 triliun) atau tumbuh 3,8% secara tahunan (year on year/yoy). Pertumbuhan ini melambat dibandingkan 2019.

Dikutip ZDNet, Xiaomi juga telah menyiapkan dana segar dan anak usaha yang berfokus pada pengembangan kendaraan listrik. Total investasi yang disiapkan yakni 10 miliar dolar AS atau sekitar Rp 140 triliun, yang dilakukan secara bertahap dalam 10 tahun.

Apple juga dikabarkan berencana membuat Apple Car, yang akan diproduksi pada 2024. Reuters melaporkan, perusahaan AS itu pun mendekati sejumlah produsen mobil listrik seperti Nissan, Hyundai, dan Kia Corp.