Huawei menyatakan tidak akan menyerah pada bisnis ponsel pintar (smartphone) dan bertekad untuk kembali menyalip Samsung hingga Xiaomi. Perusahaan asal Cina ini pun menerapkan cara baru untuk membangkitkan lini gawai.

Caranya, bekerja sama dengan sejumlah perusahaan lokal untuk mendapatkan akses komponen dari Amerika Serikat (AS). Huawei tidak bisa memperoleh beberapa bahan pembuatan ponsel, karena masuk daftar hitam (blacklist) terkait perdagangan Amerika sejak awal 2019.

Akibat sanksi tersebut, Huawei tidak bisa bekerja sama dengan Google. Alhasil, ponsel buatannya tak didukung Android maupun Google Mobile Services (GMS) seperti YouTube dan Gmail.

Untuk menyiasati sanksi tersebut, Huawei akan menjual lisensi desain smartphone ke perusahaan rekanan. Kemudian, perusahaan rekanan memproduksi ponsel merek mereka sendiri namun tetap mempertahankan desain Huawei.

"Langkah ini memungkinkan perusahaan rekanan mendapatkan akses ke komponen penting untuk smartphone dari AS," kata sumber dikutip dari Gizmochina, Senin (15/11).

Sejumlah perusahaan yang digadang-gadang akan menjadi perusahaan rekanan Huawei yakni China Postal Telecommunications Appliances Co. atau PTAC dan produsen peralatan telekomunikasi Cina, TD Tech Ltd.

Huawei juga menggaet perusahaan rekanan seiring dengan keinginan petinggi agar bisnis ponsel kembali bangkit. Rotating Chairman Huawei Guo Ping menyampaikan, perusahaan tidak akan menyerah untuk kembali menggeser Apple, Xiaomi, dan bahkan Samsung.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan