Tarif Ojek Online Naik, Strategi Bisnis Maxim di Indonesia Terdampak

maxim
Ilustrasi pengemudi Maxim
10/3/2020, 15.31 WIB

Lagi pula kenaikan tarif hanya berlaku untuk layanan di Jabodetabek. Mitra pengemudi Maxim di wilayah ini baru sekitar 1.000. Dari jumlah tersebut, hanya 100 mitra yang aktif setiap harinya. Sebab, banyak dari mereka yang juga bergabung dengan Gojek dan Grab.

Sejalan dengan kondisi tersebut dan naiknya tarif ojek online di Jabodetabek, Maxim berfokus ekspansi ke berbagai kota. "Bulan ini kami tambah tiga kota yaitu Bandung, Cilegon, dan Serang," kata Havara.

Hingga saat ini, Maxim sudah ada di 27 kabupaten/kota dengan total lebih dari 500 ribu mitra pengemudi. (Baca: Sah, Tarif Ojek Online Naik Rp 150-Rp 250 per KM Mulai Pekan Depan)

Perusahaan asal Rusia itu sempat usul untuk mengubah skema tarif ojek online, dari berdasarkan zona menjadi per provinsi. Caranya, tarif akan disesuaikan dengan upah minimum regional (UMR).

Selain itu, Maxim usul tarif minimal termahal yaitu Rp 4.500 untuk dua kilometer di DKI Jakarta dan Kepulauan Riau. Sedangkan tarif minimal paling murah yaitu Rp 2.500 untuk jarak yang sama di Jawa Timur, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur, dan Yogyakarta. 

Namun, Kemenhub ternyata lebih memilih untuk menaikkan tarif ojek online, meskipun baru di Jabodetabek saja. Karena itu, perusahaan mengaku bakal mengikuti kebijakan tersebut.

(Baca: Pernah Langgar Aturan, Maxim Ingin Tarif Ojol Diatur per Provinsi)

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan