Menteri Kominfo Target Kecepatan Internet Naik 3,5 Kali Lipat di 2035

ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN
Ilustrasi, teknisi XL Axiata melakukan pemeliharaan perangkat BTS di kawasan Pelabuhan Feri Penyeberangan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (14/3/2019).
21/11/2019, 11.03 WIB

Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Johnny Gerard Plate menargetkan, kecepatan internet di Indonesia mencapai 30 megabyte per second (Mbps) pada 2035. Kecepatan itu naik 3,5 kali lipat dibanding saat ini.

Berdasarkan data Opensignal, rata-rata kecepatan internet generasi keempat (4G) di Tanah Air 8,6 Mbps dan maksimalnya 18,5 Mbps. Indonesia pun menempati urutan ke 72 dari 77 negara yang disurvei.

Johnny menargetkan rerata kecepatan internet di Indonesia menjadi 10 Mbps pada 2024. “Kami ingin kecepatannya menjadi 30 Mbps pada 2035 untuk menuju negara digital,” kata dia saat menghadiri acara #Google4ID di Jakarta, kemarin (20/11).

Untuk mencapai target tersebut, pemerintah telah membangun proyek Palapa Ring. Palapa Ring Barat sepanjang 2.275 kilometer (km), Tengah 2.995 km, dan Timur 6.878 km.

(Baca: Palapa Ring Dibangun, Pemprov Papua Barat Masih Mengeluhkan Internet)

Paket Barat selesai pada Maret 2018, yang menjangkau wilayah Riau, Kepulauan Riau hingga Pulau Natuna dengan jaringan laut sepanjang 1.730 km dan darat 545km. Paket Tengah untuk Kalimantan, Sulawesi dan Maluku Utara, mencakup 1.706 km jaringan laut dan 1.289 km darat.

Paket Timur dirancang untuk NTT, Maluku, Papua Barat dan pedalaman Papua, yang membentang 4.426 km di laut dan 2.542 km di darat. “Ini infrasruktur digital, tulang punggungnya (backbone) telekomunikasi Palapa Ring, ditambah fiber optik,’ katanya.

Guna memperkuat infrastuktur digital, kementeriannya menata frekuensi untuk meningkatkan kecepatan internet. "Mulai dari 3G, meningkat lagi 4G, kemudian 5G. Kami berharap terus meningkat," kata Johnny.

Johnny menilai, talenta digital juga perlu dibenahi untuk memaksimalkan manfaat dari infrastruktur telekomunikasi yang sudah dibangun. Ia menghitung, kebutuhan talenta digital di Tanah Air sekitar 113 juta pada 2025.

(Baca: Fokus SDM dan Literasi Digital, Kominfo Ajukan Anggaran Rp 5,6 Triliun)

Dari angka tersebut, ada kekurangan 9 juta talenta digital untuk memenuhi kebutuhan industri. Karena itu, kementeriannya memberikan beasiswa khusus digital.

Anggaran pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dan literasi digital Kementerian Kominfo pun mencapai Rp 421 miliar. Jumlah tersebut meningkat 57,67% dibanding tahun ini.

Johnny pun mendukung upaya perusahaan swasta, termasuk asing seperti Google yang menyediakan program pelatihan digital. Google mengadakan program pelatihan khusus pemrogaman (coding) dan mesin pembelajar (machine learning) bertajuk Bangkit.

Ada 300 peserta yang merupakan pengembang (developer) yang bakal berpartisipasi dalam program tersebut. "Kami mendesain program Bangkit bekerja sama dengan Gojek, Tokopedia, dan Traveloka untuk melatih 300 developer," kata Managing Director Google Indonesia, Rendy Jusuf.

(Baca: Kominfo Siapkan Rp 140 Miliar untuk Beasiswa Digital Talent 2019)

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan