Delapan Keunggulan Libra, Mata Uang Digital Facebook

ANTARA FOTO/REUTERS/Dado Ruvic
Logo Facebook di depan kode siber yang dipajang dalam sebuah ilustrasi. Mata uang digital Libra besutan Facebook dapat digunakan mulai 2020.
Penulis: Hari Widowati
19/6/2019, 11.39 WIB
Aplikasi dompet digital Calibra (Facebook.com)

4. Libra didukung pasokan uang kartal global

Facebook dan para pendiri Libra memastikan mata uang digital tersebut dijamin dengan uang tunai. Nilai tukar uang digital yang menggunakan simbol tiga gelombang itu dipatok terhadap keranjang mata uang utama dunia, seperti dolar Amerika Serikat (AS), poundsterling, euro, yen, dan franc Swiss. Dompet digital Calibra akan menunjukkan seberapa besar nilai Libra yang dimiliki si pengguna dalam mata uang lokalnya.

5. Bisa digunakan untuk transaksi antardompet digital

Untuk menggunakan Libra, Anda memang harus menunggu sampai mata uang digital dan dompet Calibra diluncurkan pada pertengahan 2020. Setelah itu, Libra bisa dibeli dengan menghubungkan rekening bank pengguna dengan Calibra. Seperti dilansir Fortune.com, Libra bakal bisa digunakan untuk transaksi antardompet digital dari komunitas pendirinya, seperti PayPal, Visa, Mastercard, dan lain-lain.

6. Memudahkan belanja daring

Pengguna Libra akan mendapatkan promosi produk-produk yang dijual di Instagram, toko daring, maupun situs e-commerce. Jika tertarik dengan produk tersebut, pengguna Libra bisa langsung berbelanja lewat dompet digitalnya.

7. Teknologi blockchain yang lebih cepat dari Bitcoin 7 dan Ethereum 15

Libra menggunakan teknologi Libra Blockchain yang mampu memproses seribu transaksi per detik. Ini berarti lebih cepat dari proses transaksi melalui Bitcoin 7 atau Ethereum 15. Transaksi ini akan dioperasikan dan diverifikasi oleh para anggota Libra Association.

(Baca: IMF dan Bank Dunia Rilis Mata Uang Virtual untuk Internal)

8. Menjadi alat untuk meningkatkan inklusi finansial

Facebook membidik separuh orang dewasa di dunia yang tidak memiliki rekening di bank, khususnya di negara-negara berkembang. "Sekitar 70% usaha kecil di negara berkembang tidak memiliki akses ke kredit perbankan," kata manajemen Facebook. Selain itu, setiap tahun para pekerja migran global disebut kehilangan dana US$ 25 miliar karena harus membayar biaya remitansi. Kondisi inilah yang ingin diubah Facebook dengan mata uang digitalnya.

(Baca: Upbit dan GoPax, Dua Bursa Cryptocurrency Asal Korsel Masuk Indonesia)

Halaman: